Senin, 26 Desember 2011

SEJARAH NATAL

Kelahiran Yesus Menurut Bibel Kata natal berasal dari bahasa Latin yang berarti lahir. Secara istilah Natal berarti upacara yang dilakukan oleh orang Kristen untuk memperingati hari kelahiran Isa Al Masih - yang mereka sebut Tuhan Yesus. Peringatan Natal baru tercetus antara tahun 325 - 354 oleh Paus Liberius, yang ditetapkan tanggal 25 Desember, sekaligus menjadi momentum penyembahan Dewa Matahari, yang kadang juga diperingati pada tanggal 6 Januari, 18 Oktober, 28 April atau 18 Mei. Oleh Kaisar Konstantin, tanggal 25 Desember tersebut dipilih sebagai Natal karena bertepatan dengan kelahiran Dewa Matahari (Natalis Solis Invicti atau Sol Invictus atau Saturnalia) yang disembah oleh bangsa Romawi. Perayaan Saturnalia sendiri dilakukan oleh orang Romawi kuno untuk memohon agar Matahari kembali kepada terangnya yang hangat (Posisi bumi pada bulan Desember menjauh dari matahari, seolah-olah mataharilah yang menjauh dari bumi). Akhirnya disahkan sebagai kelahiran Yesus (Natal). Untuk menyibak tabir Natal pada tanggal 25 Desember yang diyakini sebagai Hari Kelahiran Yesus, marilah kita simak apa yang diberitakan oleh Bibel tentang kelahiran Yesus sebagaimana dalam Lukas 2:1- 8 dan Matius 2:1, 10, 11 (Markus dan Yohanes tidak menuliskan kisah kelahiran Yesus).
Lukas 2:1-8:Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dan kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud-supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya yang sedang mengandung. Ketika mereka disitu tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya didalam palungan, karena tidak ada tempat yang bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
Jadi, menurut Bibel, Yesus lahir pada masa kekuasaan Kaisar Agustus yang saat itu sedang melaksanakan sensus penduduk (7 M = 579 Romawi). Sedangkan Menurut Matius 2:1, 10, 11: Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Herodus, datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersuka citalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat anak itu bersama Maria, ibunya. Jadi menurut Matius, Yesus lahir dalam masa pemerintahan raja Herodus yang disebut Herodus Agung yang memerintahkan tahun 37 SM - 4 M (749 Romawi), ditandai dengan bintang-bintang yang terlihat oleh orang-orang Majusi dari Timur.
Cukup jelas pertentangan kedua Injil tersebut (Lukas 2:1-8 dan Matius 2:1, 10, 11) dalam menjelaskan kelahiran Yesus. Namun begitu keduanya menolak kelahiran Yesus tanggal 25 Desember. Penggambaran kelahiran yang ditandai dengan bintang-bintang di langit dan gembala yang sedang menjaga kawanan domba yang dilepas bebas di padang rumput beratapkan langit dengan bintang-bintangnya yang gemerlapan, menunjukkan kondisi musim panas sehingga gembala berdiam di padang rumput dengan domba-domba mereka pada malam hari untuk menghindari sengatan matahari. Sebab jelas 25 Desember adalah musim dingin. Sedang suhu udara di kawasan Palestina pada bulan Desember itu sangat rendah sehingga salju merupakan hal tidak mustahil.
Bagi yang memiliki wawasan luas, hati terbuka dan lapang dalam mencari kebenaran, kitab suci Al Qur'an telah memberikan jawaban tentang kelahiran Yesus (Isa alaihissalam).
"Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (Maryam) bersandar pada pangkal pohon kurma, ia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan". Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai dibawahmu (untuk minum). Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu". (Surat Maryam: 23-25).
Jadi menurut Al Qur'an, Yesus dilahirkan pada musim panas disaat pohon-pohon kurma berbuah dengan lebatnya. Untuk itu perlu kita cermati pendapat sarjana Kristen Dr. Arthus S. Peak, dalam Commentary on the Bible - seperti dikutip buku Bible dalam Timbangan oleh Soleh A. Nahdi (hal 23) : Yesus lahir dalam bulan Elul (bulan Yahudi), bersamaan dengan bulan: Agustus - September. Sementara itu Uskup Barns dalam Rise of Christianity - seperti juga dikutip oleh Soleh A. Nahdi berpendapat sebagai berikut:
There is, moreover, no authority for the belief than December 25 was the actual birthday of Jesus. If we can give any credence to the bith-story of Luke, with the shepherds keeping watch by night in the fields near Bethlehem, the birth of Jesus did not take place in winter, when the night temperature is so law in the hill country of judea that snow is not uncommon. After much argument our christmas day seems to have been accepted about A.D. 3000.
(Kepercayaan, bahwa 25 Desember adalah hari lahir Yesus yang pasti tidak ada buktinya. Kalau kita percaya cerita Lukas tentang hari lahir itu dimana gembala-gembala waktu malam menjaga di padang di dekat Behtlehem, maka hari lahir Yesus tentu tidak di musim dingin di saat suhu di negeri pengunungan Yudea amat rendah sekali sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil. Setelah terjadi banyak perbantahan tampaknya hari lahir tersebut diterima penetapannya kira-kira tahun 200 Masehi).
Pada Tahun Berapa Yesus Lahir?
Umat Kristen beranggapan bahwa Yesus dilahirkan pada tahun I, karena penanggalan Masehi yang dirancang oleh seorang biarawan yang bernama Dionysius Exignus justru dibuat dan disesuaikan dengan tahun kelahiran Yesus. Tahun Masehi yang di gunakan sekarang ini disebut juga anno Domini (Tahun Tuhan). Namun Injil Lukas 2:1 (sudah dikutip sebelumnya) menyatakan Yesus lahir dalam masa pemerintahan Kaisar Agustus, jadi antara tahun 27 Sebelum Masehi - 14 Sesudah Masehi. Sedangkan Matius 2:1 (juga telah dikutip) menyatakan Yesus lahir dalam masa pemerintahan raja Herodes Agung: tahun 37 Sebelum Masehi - 4 sesudah Masehi.
Ternyata antara pemahaman yang beredar di kalangan umat Kristen tentang kelahiran Yesus dengan berita yang disampaikan oleh Injil, Lukas maupun Matius, tidaklah menunjukkan suatu kepastian, sehingga ilmuwan-ilmuwan mereka ada yang menyatakan Yesus lahir tahun 8 Sebelum Masehi, tahun 6 Sebelum Masehi, tahun 4 sesudah masehi. Antara lain kita kutip buku tulisan Dr. Charles Franciss Petter, MA., B.D., S.T.M. yang berjudul The Lost Years of Jesus Revealed hal 119 sebagai berikut:
Pada abad ke-19 setelah terbukti dan akhirnya diajui bahwa Herodes telah mati 4 tahun sebelum masehi dan setelah ditetapkan, bahwa menurut cerita Matius (2:16) raja Herodes memerintahkan pembunuhan kanak-kanak umur/dibawah umur dua tahun untuk membinasakan Yesus yang masih bayi yang katanya bakal jadi raja orang-orang Yahudi, maka jelaslah tanggal lahir Yesus harus digeser ke belakang, paling sedikit 4 tahun sebelum masehi. Masa kini para sarjana lebih condong menggeserkan tanggal lahirnya Yesus itu 5 sampai 6 tahun ke belakang tahun Masehi. Kesulitan menentukan tanggal kelahiran Yesus, kehidupannya dan kematiannya terpaksa ditimbulkan kembali karena adanya keterangan-keterangan yang banyak terdapat dalam gulungan-gulungan Essene (yang terdapat di gua Qamran) malah soal-soal yang berhubungan dengan ketuhanannya juga harus dibangkitkan kembali).
Meskipun dirayakan setiap tahunnya, natal sendiri yang banyak mengandung kontroversi sehingga ada juga yang tidak merayakan dan meyakininya. Dua aliran Kristen yang tidak merayakan tradisi Natal, yaitu aliran Advent dan Saksi-Saksi Yehuwa. Berkenaan Saksi-Saksi Yehuwa, mereka mulai tidak merayakan Natal sejak tahun 1926 ketika mereka mengetahui bahwa Natal mempunyai asal-usul Kafir.
Berdasarkan pernyataan di atas dapatlah diketahui bahwa perayaan natal bukanlah perayaan untuk memperingati hari kelahiran Jesus Kristus karena Jesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember melainkan untuk memperingati Dewa Pertanian Saturnus dan dilain versi mengatakan bahwa untuk memperingati kelahiran anak dewa matahari yang disembah oleh orang-orang Romawi. Dari penjelasan di atas, dapatlah diketahui bahwa umat Kristen tidak ragu mengklaim sesuatu tentang Yesus, walaupun sesuatu itu bukanlah berasal dari Yesus sendiri. Seperti ketika mereka menklaim bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Desember, padahal tak ada seorang umat Kristen pun yang tahu secara pasti kapan Yesus dilahirkan. Ini merupakan contoh kecil bagi kita semua tentang ketidakmurnian ajaran agama (Kristen) ini. Penetapan tanggal 25 Desember adalah berdasarkan ketentuan kaisar Konstantin, bukan atas dasar bukti sejarah. Sayangnya, tidak banyak orang Kristen yang mengetahui dan memahami hal ini. Peringatan hari kelahiran Yesus tidak pernah menjadi perintah Kristus untuk dilakukan. Cerita dari Perjanjian Baru tidak pernah menyebutkan adanya perayaan hari kelahiran Yesus dilakukan oleh gereja awal. Jadi sampai hari inipun tidak ada kejelasan tahun berapa Yesus dilahirkan. Wallahu a’lam.

Minggu, 20 November 2011

ARIF_BRUNEI Partnerhip 2010

Awang Haji Abdul Rashid bin Awang Haji damit
+673 8867560
2. Hj. Zunazri bin Hj Mohammad
+673 8664286
Fb : Zunazri Mohammad
3. Nazirul Mubin bin anad
+673 8673053
Email : prinzhirumi_121141@hotmail.com
4. Mohammad Zulhilmi bin Ma Ali
+673 8895335
Email : al-hilmi@hotmail.comHafini bin Mahmud
+673 8825361
Email : question_mark@hotmail.com
6. Syaeful Fahri bin Hj Sukri
+673 8902081
Email : masinville@hotmail.com
Fb : Fahri Hazwani

Senin, 31 Oktober 2011

ARIF_my 111 caps in Timnas ISID SIMAN

Berikut ini, adalah beberapa kenangan dan pengalaman yang bagi saya pantas dan penting untuk dikenang sehingga perlu diabadikan. Data yang terkumpulkan memang belum bisa dijadikan tolak ukur kemampuan dalam sepakbola. Menjadi penjaga gawang banyak tantangan. Untuk jumlah pastinya belum tahu pasti yang pastinya saya mulai menghitung sejak ketika semester satu. Gol yang tertulis, termasuh gol dalam drama dalam adu penalti dan waktu normal. Adapun target yang ingin dicapai sebelum mninggalkan ISID, adalah 100 caps. Semester I : no cap (was forgotten) exist in Futsal as GK[1]

MAZIESID[2] vs semester 5 :5-2 Won
MAZIESID vs Semester 7 :1-2 Lost (1/2)
MAZIESID vs MAZIERO G2 :1-0 Won Away (G2)
MAZIESID vs MAZIERO G1 :2-1 Won Away (Wisda)
EGYPT[3] vs PORTUGAL :2-1 Won
EGYPT vs Holland :1-0 Won
EGYPT vs Indonesia :0-2 Lost
Ibnu Sina[4] vs Al-Ghozali :3-0 Won
PASTI[5] vs semester 7 :1-0 Won

10. PASTI vs semester 1 :2-1 Won

11. PASTI vs semester 5 :1-0 Won

12. PASTI vs Semester 1 :2-1 Won

13. Rising Star[6] vs Calon wisadawan :1-1 Drew

14. Ushuluddin[7] vs Syari’ah :2-0 Won

15. Ushuluddin vs Tarbiyah :0-0 (PK 4-3) Won

16. Rising Star vs Ar-riza PO :1-2 Lost Away

17. PASTI vs semester 7+ :0-0 Drew

18. Rising Star vs ISID Fc :3-4 Lost

19. PASTI vs PKU+Staff+Dosen muda :2-1 Won

20. PASTI vs Semester 1 :0-1 Lost

21. PASTI vs Semester 5 :1-1 Drew

22. ISID Fc[8] vs Nongkodono :0-0 Drew (1st Half)

23. ISID Fc vs Perseba Bancar :3-1 Won

24. ISID Fc vs Persepon :0-5 Lost (1st Half) Away

25. ISID Fc vs Classic Students :7-1 Won

26. ISID Fc vs MAN 1 :3-0 Won Home

27. ISID FC vs Madusari :0-0 Drew

28. ISID FC vs IKIP Madiun :1-1 Drew Home

29. MAZIESID vs MR Gontor :4-1 Won

30. ISID FC vs Putera petir :1-1 Drew

31. ISID FC vs ISID All Stars :2-1 Won

32. Arba’[9] vs Six Lions :0-0 Drew

33. Arba’ vs Six Lions :0-1 Lost

34. Arba’ vs Semester 2 :2-1 Won

35. GoWe[10] vs Gedung Banteng :0-1 Lost

36. GoWe vs Ibnu Sina II :4-1 Won

37. GoWe vs Gotim :1-1 (PK 5-4) Won

38. GoWe vs PKU :0-1 Lost

39. Get-Up[11] vs Smester 1 :0-1 Lost

40. Get-Up vs Smester 7 :0-2 Lost

41. ISID Fc vs Ibnu Sina All Star :1-0 Won

42. ISID FC vs Nongkodono :2-0 Won Away

43. ISID FC vs Nongkodono :1-1 Won Home

44. ISID FC vs All Stars Ibnu Sina :0-0 Drew

45. Ushuluddin vs Syari’ah :1-1 Drew

46. Ushuluddin vs Tarbiyah :1-1 Drew

47. ISID FC vs Pormada :2-2 Drew Away (Wisda)

48. Get-Up vs Semester 3 :1-0 Won

49. ISID FC Vs Garuda :2-0 Won Home

50. ISID FC Vs Andromeda :2-1 Won Home

51. Get-up Vs Seven Lion :1-2 Lost

52. Get-up A vs Get-up B :4-2 Won

53. ISID FC Vs GORDA :1-1 Drew (1st half) Home

54. Get Up Vs Semester 1 :2-2 Drew

55. ISID FC Vs Bhayangkaki :1-1 Drew Home

56. Get Up Vs Seven Lion :1-1 Drew

57. Get Up Vs Semster 3 :2-0 Won

58. Get Up Vs Seven Lion :1-0 Won

59. Get Up Vs Semester 1 :1-0 Won

60. Six Get-Up[12] Vs Semester 8 :0-1 Lost

61. Six Get-Up Vs Maziero Gorda :2-0 Won

62. Six Get-Up Vs Semester 4 :7-1 Won[13]

63. ISID FC Vs All stars ISID :1-0 Won

64. ISID FC Vs Singo Tua, Qodim :1-1 Drew Away

65. ISID FC Vs Persada :1-3 Lost

66. ISID FC vs GORDA :0-0 Drew (2nd half)

67. Six Get-Up Vs Smster 4 :4-1[14] Won

68. ISID FC VS ????? :1-0 Won (2nd half)

69. RUSUNAWA[15] Vs Ghozali :0-1 Lost

70. ISID Fc Vs Rajawali :2-0 Won (1st half) Away

71. ISID FC Vs Rajawali :0-0 Drew Home

72. ISID FC vs ISID FC :1-2 Lost

73. All Izz Well vs Last Laskar :1-1[16] Draw 2nd half

74. ISID FC vs Wisudawan XX :0-0 Draw 2nd half

75. All Izz Well vs Lima :2-1 Won 1st

76. ISID FC vs Wisudawan :0-0 Drew 2nd half

77. All Izz Well vs Maziero G1 :2-1 Won WISDA

78. ISID FC vs All Star Siman :3-1 Won 2nd half[17]

79. ISID FC vs Bhayangkaki :1-1 Drew 2nd Half[18]

80. ISID FC vs Bhayangkaki :2-3 lost 2nd half[19]

81. ISID FC vs Rajawali 2-0(away) Won 2nd Half

82. Ghozali Timur vs Banteng 0-1 Lost Penalty save n 1 Shoot

83. All Izz Well vs ISID FC 0-1 lost Caris’s goal

84. ISID FC vs PORMADA 3-2 won final Muharram cup

85. All Izz Well vs MABA 1-0 won

86. All Izz Well vs smstr III 1-0 won 2nd half [20]

87. All Izz Well vs Smster V 0-0 drew full, Andry...

88. All Izz Well vs Smster V 1-0 won

89. Al-Ghazali vs Banteng 2-1 won blunder tendangan bebas caris

90. ISID FC vs Scudetto 1-2 lost shooted after goal kick[21]

91. 8 LAST team vs ISID FC 2-2 drew hot game[22]

92. 8 LAST team vs smster 6 1-0 won injury goal

93. ISID FC vs Scudetto 0-1 lost away

94. 8 LAST vs Smster 6 3-0 won Bimbon Hattrick

95. 8 LAST team vs semste 2 1-0 won

96. 8 LAST team vs Semester 4 0-0 drew

97. ISID FC vs Sentono Jaya 5-1 won away kboblan tiang pojok

98. ISIDFC vs PERSEKO 1-0 won away paling hot n panas

99. 8 LAST team vs STAIN PO 0-0 drew away caris, oh casupit

ISID FC vs STAIN PO 1-1 drew home gol safee[23]
8 LAST team vs Smster 6[24] 2-0 won militovic
ISID FC vs ARIZA 3-2 won away 2 Scored
ANDCIS vs Syari’ah 1-0 won
ISID FC vs ARENA 4-0 won play off divisi II at wisda
ISID FC vs Bhineka Putera 2-2 drew play off divisi II at wisda
ISID FC vs Andromeda 0-1 lost play off divisi II at wisda
LAST team 3-2 won 1 save, 1 assisst, 1 goal.
ISID FC vs Tibra Shakti 3-2 won Divisi II
ISID FC vs Bataro Katong 0-2 lost Divisi II
ISID FC vs Putra Pinggih 1-1 drew Divisi II
ISID FC vs Sriti Muda 0-1 lost Divisi II



GRAFICS n STATISTICS



Semester 2nd’s caps :7

Team’s goals‘ :12 goals

Scored :8

Won :5

Drew :-

Lost :2

Starter (Full Played) :6

Substitutioner or Changed :1

Results :15 point dari maksimal 21point,

Prosentase :71,4 %

Individual rates :7/8 = -1

Achievements : -



Semester 3rd’s caps :14

Team’s goals‘ :23 goals

Scored :12

Won :8

Drew :3

Lost :3

Starter (Full Played) :14

Substitutioner or Changed :-

Results :27 point dari maksimal 42 point

Prosentase :64,3 %

Individual rates :14/12 = +2

Achievements : (2), 1st Winner Per-Semester Cup, 1st Winner PORSEKAM (FAK-U).



Semester 4th’s caps :17

Team’s goals‘ :33 goals

Scored :21

Won :8

Drew :5

Lost :4

Starter (Full Played) :15

Substitutioner or Changed :2

Results :29 point dari maksimal 51 point

Prosentase :56,9 %

Individual rates :17/21 = -4

Achievements :(1), 2nd Winner antar- ZONE.

Semester 5th’s caps :21

Team’s goals‘ :28 goals

Scored :18

Won :10

Drew :8

Lost :3

Starter (Full Played) :20

Substitutioner or Changed :1

Results :38 point dari maksimal 63 point

Prosentase :60,3 %

Individual rates :21/18 = +3

Achievements :(1),1st Winner antar-Semester with Get-UP 5



Semester 6th’s caps :13

Team’s goals‘ :20 goals

Scored :10

Won :6

Drew :3

Lost :4

Starter (Full Played) :10

Substitutioner or Changed :3

Results :21 point dari maksimal 39 point

Prosentase :53,8 %

Individual rates :13/10 = +3

Achievements :-



Semester 7th’s caps :18

Team’s goals‘ :20 goals

Scored :10

Won :10

Drew :5

Lost :3

Starter (Full Played) :7

Substitutioner or Changed :9

Results :32 point dari maksimal 51 point

Prosentase :

Individual rates :18/10=+8

Achievements :1st winner Muharram CUP vs PORMADA





Semester 8th’s caps :20

Team’s goals‘ :30 goals

Scored :14

Won :10

Drew :6

Lost :4

Starter (Full Played) :15

Substitutioner or Changed :5

Results :36 point dari maksimal 60 point

Prosentase :

Individual rates :20/14=+6

Achievements :





OVERALL

TOTAL Caps : 111/ 97 = +14

Team’s goals‘ :168

Scored :97

Won :57

Drew :30

Lost :24

Starter :90

Substitutioner or Changed :21

Results :201 point dari maksimal 337 point,

Prosentase :60,2 %

Individual rates :72/69 = +3











SEMESTER 46(29/9/8) [65-29], Pts=90 dari 135, 63,2 %.

Individual rates, 46/29=+17.

FAKULTAS (Ushuluddin) 5(3/2/-) [5-2], Pts=11 dari 15, 66,7%.

Individual rates, 5/2=+3.

ISID FC 49(20/18/11), [72-52], Pts=84 dari 143, 55,2 %.

Individual rates, 30/31=0.

RAYON 11 (6/-/5) [18-14], Pts 18 dari 33, 55,6 %.

Individual rates, 10/13=-3.

Instansi no cap

Konsulat no cap



ACHIEVEMENTS:

1. Ist Winner Per-Semester Cup, Semester 3
2. 1st Winner PORSEKAM (FAK-U), Semester 3
3. 2nd Winner antar- ZONE, Semester 4
4. 1st Winner antar-Semester with Get-UP 5
5. 1st winner Muharram Cup 2010
6. Semester CUP 8 LAST team.
7. Nihil
8. Lolos Divisi II

Goal : 2 goal ( 1 penalty).



Extraordinary day; Jum’at

June 19th, 2009.

Adu penalty Sepak bola GOWE vs GOTIM,

Afdhal M congor G (ana tepis)

Ode M Syams M

Alex G AsWon M

Azees M Shincan M

Bimbon G Pete G (atas)

Arif M Anugerah M

Topik M Ahay G(melenceng ke kanan)





[1] Ketika itu masih malu-malu nunjukin bakat n potensi sama temen-temen dan juga mungkin belum pede sama diri sendiri untuk ikut nimbrung tampil di lapangan, jadi pelariannya ya maen futsal. Di samping masjid jami; ISID Siman, kadang-kadang jadi pemain tapi seringan jadi penjaga gawang. Dan berangkat dari situ saya diajak dan dipercaya menjadi kiper EGYPT di semester 2 waktu ada kompetisi antar zone, lalu semester, fakultas Ushuluddin di semester 3, dan puncaknya di ISID FC.



[2] Nama team saya dari temen-temen alumni 2007 Gontor yang ngabdi di ISID.



[3] Egypt atau Italia adalah nama team ini, dilangsungkannya kompetisi ketika lagi panas-panasnya piala Eropa 2008. lumayan kompak peringkat 3.



[4] Kadang-kadang ini ajang adu gengsi antar rayon ya lumayan negelatih kekompakan temen-temen di satu atap. Hidup AVICENNA.



[5] Berangkat dari nol lagi, kekompakan strategi dan perasaan bersama teman-teman semester tiga yang masih mempercayakan ISID sebagai tempat studinya.



[6] Team sementara sebelum diangkat sebagai anggota ISID FC, ya kayak team seleksi, lumayan ketat sih tapi asyik.



[7] Seakan mendapat panggilan jiwa untuk berjibaku membela gengsi fakultas, sejarah mencatat Ushuluddin paling sering menang dalam ajang sepakbola. The Sky always BLUE.



[8] Team para bintang di ISID dari berbagai kalangan, semester, fakultas semua bersatu, ibarat timnas, atau PORPIG, walaupun dulu ga penah PORPIG tapi Allah memberi kesempata di ISID, Alhamdulillah.



[9] Team semester 4 ketika masih tinggal di SENAT, banyak muka-muka baru yang mau maen untuk semester, Syukran Sayyid.



[10] Gozhali West saat kompetisi antar Zone, jadi Runner-Up setelah kalah dari PKU, tendangan bebas super!!



[11] Team dengan kaos paling nekat se ISID, warnanya putih untungnya saya kiper jadi biru sendiri, jadi scudetto ISID 2010. selamat buat semester 5 dengan formasi ala Inter Milan: 4-2-3-1.



[12] Melanjutkan masa kejayaan dan membawanya ke semester 6.



[13] New record in ISID Siman.



[14] Scored by Dedi, Penalty Kick



[15] Kaum yang dianggap elit dan tinggal di apartemen 4 lantai, luar biasa.



[16] Edy Get kaman, baru aja diangkat jadi staff BANAK, sundulan maut.



[17] Salah antisipasi n posisi, tendangan Jumai



[18] Stadion Bataro Katong PO, Shoot!



[19] 2 goals scored,



[20] Aksa hampir bunuh diri, blunder



[21] Captained again



[22] Freekick lepas, tepis kiwil’s shoot n nangkep arby’s, scored by Ramadhan n Nuh (cungkil), it’s nice goal.



[23] Distop pak Yoyo, maen 2nd half.



[24] Saved Andri’s chance.

keringat, semangat, ambisi, dan gengsi

Hari itu, Kamis 15 Dzulqo'dah 1432/ 13 Oktober 2011

Biiznillah takkn kulupa hari itu, hari dimana semua usahaku dibayar lunas bahkan lebih oleh Allah, mahalnya perjuangan, kesabaran, angan-angan, datang dimana setidaknya aku bisa membuat bangga kedua orangtuaku, keluargakau, teman-temanku, dosenku, pembimbingku, siman-ku. Sedikit bukti bahwa aku tidak berdiam diri saja.Semua tentu terjadi atas kehendak-Nya., dukungan antum semua. Alhamdulillah. tapi itu bukan segalanya, bagiku proses yang kulewati lebih berharga dari hasil yang kuraih.

Sekarang saatnya melangkah dan menatap jauh kedepan, mencoba memastikan bahwa tempat yang kutuju tepat, masa depan yang kuharapkan realistis, dengan siapa, karena apa, dimana.... Amien ya Rabb. Sahhil ya Allah.

Quotations

Teruslah BERGERAK, hingga KELELAHAN itu LELAH mengikutimu.

Teruslah BERLARI, hingga KEBOSANAN itu BOSAN mengejarmu.Teruslah BERJALAN, hingga KELETIHAN itu LETIH bersamamu.

Teruslah BERTAHAN, hingga KEFUTURAN itu FUTUR menyertaimu.

Tetaplah BERJAGA, hingga KELESUAN itu LESU menemanimu.

(Ust. R.A) from ALEX's Status.

ON FIRE 2010-2011

kurang lebih selama medio 2010-2011, kami bersama kami disini: saya sendiri Arif Maulana Al-Lomboqy, Anugerah Fitriansya, Rifqy Suja' hilman, Aksa Krkic, Adib Susilo, Mohra Albutomi, Taufik Zamzami. Ijal Wangdoe, banyak kegiatan mulai dari yang paling gokil sampae serius, dari yang paling religus sampe ambisius, OSL (On Fire Super League), LPO (Liga Primer On Fire) disela-sela mengerjakan skripsi, Tahaddtus binni'mah n diskus waktu kajian sabtu/ahad/senin pagi di kamar dengan pemateri yang bergiliran, jalan-jalan bareng, renang, nontong baren, tukeran file, puasa bareng ples ta'jilnya....spindah kamar sampe 4 kali gan, saling tidurin???? sampe tiba bulan puasa sahur n buka bareng (tapi tetek kayaknya secara aklamisi koki termatap adalah.... dll semoga tidak gampang lupa kawan apa yang kita lakukan bersama,,,gudlak buat semua dimanapun berada. mohon maaf bila ana banyak salah n pasti banyak salah,,, terima kasih atas semuanya,,motornya,, firosnya,,, laptopnya,,, komputernya,,, sticknya,,, modemnya,,,kertasnya,,,tasji'nya,,,thoamnya... dsb

Bismillah...Bismillah...Bismillah

Bismillah... kami ucapkan niat

Bismillah... kami goreskan tekad

Billah... kami gantungkan harapan Lalu kami langkahkan kaki fi sabilillah...

Untuk mengabdi dan bersaksi semua ini minallah...

Jangan takut dan jangan berkeluh bila kau ma'allah...



Karena kita telah berlari ilallah...(fafirru ilallah)



Berkarya dan berjasalah Lillah...(wa'malu fauqo maa 'amilu)

Lantas tawakkalkan usaha dan upaya 'alallah (fatawakkal 'alallah)



Ingatlah...

Diatas kita hanya Allah dan dibawah kita

Hanya tanah...



(Sebuah karya sederhana oleh Salim Jindan yang merupakan inti dan saripati dari pesan-pesan Kyai Hasan Abdullah Sahal ketika Mu'askar / daurah tadribiyah untuk Sarjana S1 Siman di Wisda pada medio 1-10 oktober 2011).

Semoga bermanfaat...

Al-Arif Billah;/////////////////////////////////////////////... Arif Maulana Al-Lomboqy2011.

Rabu, 19 Oktober 2011

Muka Lama Masih Mendominasi

Indonesia adalah negara khatulistiwa yang didalamnya tumbuh subur berbagai macam jenis tumbuhan yang menghiasi hutan didalamnya, kesuburan tersebut sama suburnya dengan munculnya partai-partai politik, baik itu yang berasaskan nasionalis, ataupun agamis nan religius. Benarkah banyaknya partai politik adalah bukti shahih dan standar sehingga suatu bangsa bisa dikatakan demokratis, demokratis yang dimaksud dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat. Amerika serikat saja sebagai negara yang disebut-sebut paling tinggi menjunjung demokrasi hanya memiliki 3 partai dalam sejarah pemerintahannya. Sedangkan Indonesia sendiri memiliki 44 partai padahal dari jumlah penduduk dari Amerika Serikat kita kalah, Belum lagi ada partai tambahan khusus yang diberlakukan di Aceh. Adanya 44 partai politik bukti kebebasan Indonesia yang tersalurkan atau malah sebaliknya, kebeblasan?.Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk ke-5 terpadat di dunia, atas konsekuensi tersebut Indonesia haruslah memiliki SDM yang juga berkualitas, agar bisa mengurus wilayah ini yang tak kalah luasnya, karena dengan SDM yang bermutu maka akan banyak aspek yang bisa digali potensinya guna kepentingan bangsa. Bicara soal demokrasi, pada tanggal 9 Juni nanti akan diadakan pesta demokrasi untuk memilih pemimpin yang akan menahkodai bangsa Indonesia ini setidaknya lima tahun kedepan (periode 2009-2014). Ketegangan terasa semenjak pemilihan umum kemarin dari kalangan istana negara sampai di pojokan kaki lima ribut mengira-ngira siapa yang akan menjadi orang yang paling berpengaruh di bumi pertiwi. Sejak itulah beberapa nama muncul ke permukaan untuk mengisi kursi kepresidenan masa bakti 2009-2014.

Pasangan presiden dan wakilnya periode saat Ini (SBY dan JK) memutuskan untuk bercerai dan mencari suasana baru dengan menggandeng cawapres baru yang dianggap layak. Siapapun kelak pemimpinnya, haruslah bisa mewakili suara umat muslim yang berjumlah lebih dari 90 % penduduk Indonesia. Dari hasil riset, SBY dan Hidayat Nur Wahid (HNW) adalah calon pasangan yang paling diharapkan. SBY sendiri telah mengantongi 19 nama calon wakil presiden, calon presiden dari partai Demokrat tersebut mengklaim kebanjiran usulan nama calon wakil presiden. Jumlah nama calon yang sudah ia kantongi mencapai 19 orang. Dan dari kesembilan belas nama tersebut sudah mengerucut menjadi 3 nama, yaitu, Hidayat Nurwahid, Hatta Rajasa, dan Boediono.

SBY mengatakan nama-nama calon itu orang-orang baik. Itu memudahkan dirinya untuk memilih dari yang baik menjadi yang paling tepat untuk menjadi pasangan dalam pemilu Juni nanti. Sebelumnya ia mengadakan sebuah “sayembara” untuk wakil presiden, ia telah menyebutkan lima kriteria yang pantas untuk menjadi cawapres yang sudah ditetapkan sebelumnya. Yaitu integritas, kapasitas dan kapabilitas, loyalitas, akseptabilitas dan dukungan bagi koalisi. Ia membiarkan proses penyaringan nama calon wakil itu mengalir seperti apa adanya. Namun pada akhirnya misteri ini terpecahkan dengan dipilihnya seorang Boediono. Tokoh Profesional non partai yang independen. Siapakah Boediono ? saya yakin tidak semua anak negeri ini tahu siapa Boediono, mereka akan lebih kenal artis ketimbang sosok yang satu ini. Sosoknya memang kurang familiar dikalangan masyarakat.

Gelombang protes terus mengalir deras, Aksi protes dan demo bukan saja datang dari kalangan Mahasiswa, gelombang yang sama juga datang dari hampir seluruh lapisan masyarakat, banyak factor yang membuat ketidakyakinan public, salah satunya adalah isu yang mengatakannya sebagai neo-liberalis, dan ada lagi yang beranggapan adanya unsur ras yang sangat kental kali ini, ras yang dimaksudkan adalah jawa sentries ala Blitar dan Pacitan maka pantaslah aroma jawa timur sangat kental. Belum lagi keinginan umat islam akan sosok pemimpin negeri yang bernuansa agamis, sebagaimana diketahui SBY sudah merupakan tokoh yang memiliki latar belakang nasionalis, maka diperlukan pendamping yang agak hijau dan agamis.

Neo-liberalis dituding sebagai antek investor asing yang akan berakibat pada runtuhnya perekonomian nasional malahan Indonesia akan menjadi ladang subur untuk tumbuh pesatnya investor asing. Di beberapa daerah terdapat spanduk yang kayaknya benar-benar mewakili sebagian besar aspirasi rakyat yang benar-benar kurang setuju dengan penunjukan Boediono sebagai cawapres, spanduk itu berbunyi: Bodiono NO, Budi Anduk YES. Karena kemiripan dalam pelafalan itulah sehingga tidak heran kalau ia diplesetkan dengan Budi Anduk
Sedikit pendiskripsian tentang Boediono, Pendamping SBY untuk melaju Pilpres 2009 yakni Dr. Boediono, Doktor Ekonomi dan juga Gubernur Bank Indonesia saat ini melambangkan sosok yang tidak terkesan ‘berlawanan arus dengan Amerika Cs”. Benar bahwa Boediono adalah seorang ekonom kapitalis yang handal. Jika saja SBY memilih tokoh Islam yang terkesan “berani”, maka ini menjadi suatu pilihan yang tidak menyenangkan bagi “hegemoni” Barat di Indonesia dan dunia. Dan bisa jadi, pemilihan Boediono merupakan titipan dari Paman Sam [karena kita tahu bahwa selama ini Uncle Sam selalu memiliki kepentingan dalam pemilu] kepada SBY untuk mengakomodasi kepentingan asing agar kekhawatiran Barat akan munculnya “Taliban” baru tidak terjadi. Jadi, Boediono adalah seorang kapitalis + bukan terlalu “hijau”.
SBY banyak belajar dari pemerintahan sebelumnya saat ia bersama JK seakan ada dua kekuatan yang menguasai negeri ini dan hal itu yang tidak diinginkannya lagi terjadi pada pemerintahan yang akan datang. Maka tak heran dalam pemilihan Presiden kali akan terjadi persaingan yang sangat ketat untuk menjadi orang nomor satu untuk edisi yang ketujuh.
Kalau sekarang para pemimpin berebut untuk menjadi pemimpin, kalau kita mengaca dari sejarah Islam terdahulu, masih ingatkah kita tentang riwayat seorang Umar bin Abdul Aziz, tatkala dulu ia diangkat sebagai khalifah, ia tak kuasa menahan tangis dan mengatakan إنا لله وإنا إليه راجعون , paling tidak itulah gambaran kurang lebih betapa amanat itu sangat berat karena ia hanyalah titipan Allah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban dihadapan Allah.
Sementara itu pasangan JK-Win tancap gas lebih dulu, sadar akan pesaingnya yang kuat mereka start lebih dulu guna mencari simpati dan menjaring suara sekaligus pengaruh yang banyak, mereka mendatangi banyak organanisasi masyarakat sampai berkunjung ke pasar, bukankah start lebih awal akan lebih berpeluang finish lebih dulu. Dengan slogan “lebih cepat lebih baik”. Lain lagi dengan si nyonya besar, Megawati menggaet Prabowo Soebianto, pentolan partai GERINDRA ini mengaku mendapat kehormatan untuk dapat mendampingi Megawati sebagai cawapres.
Lama-lama perebutan ini terasa sangat menjijikkan bagai anjing berebut tulang , memang pemimpin harus ada tapi kalau sampai jumlah kandidat untuk dipilih terasa berlebihan maka akan terkesan saling bernafsu memburu jabatan. Pantaskah seorang pamimpin perempuan memimpin bangsa yang didalamnya banyak lelaki yang lebih pantas darinya. Kita hanya mencoba menjalankan sunah rasul bukan membatasi gerakan wanita apalagi kalau sampai merenggut kebebasan kaum hawa.
Beberapa alasan yang membuat SBY memilih Boediono adalah:

• Presiden haruslah berkuasa dan wakil presiden lebih bersifat pembantu yang membantu kinerja presiden dan mewakilinya disaat yang dibutuhkan, harus ada kesamaan visi- dan misi.
• SBY ingin cawapresnya “patuh” dan tidak dominan secara politik. Boediono merupakan sosok profesional yang fokus pada pekerjaannya dan tidak “bergairah” dengan perpolitikan. Jangan sampai “ada 2 nakhoda dalam 1 kabinet”, dan Boediono yang pasti bukan orang yang akan/berambisi menjadi “nakhoda”, namun sebatas co-pilot.
• SBY membutuhkan cawapres yang ahli dalam bidang ekonomi. Selama ini kebijakan ekonomi kabinet Indonesia Bersatu lebih didominasi Wapres Jusuf Kalla bersama tim Ekonomi Kabinet.
• SBY tidak menginginkan wakilnya adalah sosok yang memiliki pengaruh ketokohan dan politik yang besar atau berpotensi membesar. SBY sudah merasakan bagaimana Wapres saat ini memiliki pengaruh politik dan ketokohan yang dalam beberapa sisi cukup mendominasi daripada SBY. Disisi lain, mungkin SBY tidak ingin mendengar pernyataan masyarakat bahwa Cawapresnya adalah “The Real President“
• SBY memilih Boediono merupakan langkah strategis SBY untuk menjaga kepentingan Partai Demokrat di masa mendatang yakni periode 2014.

Oleh karena itu, sangatlah wajar jika PKS, PAN, PPP (partai koalisi yang mendukung SBY) agak kecewa. Dan dengan kondisi carut-marut kekuasaan ini, maka sangatlah wajar jika Golput menjadi pemenang dengan Angka mencapai 50-66,7 juta penduduk pada Pileg 2009 silam. Belajar pada sejarah-sejarah yang telah mengajari kita bagaimana orde baru membangun pondasi bangsa ini dengan kekuatan ekonomi, yang pada akhirnya, kita menemukan potret masyarakat kita yang -bisa dibilang- sangat konsumtif. Gemar belanja. Gemar makan. Gemar makan hak orang.

Muka-muka lama tampil kembali dan masih mendominasi (diatas tulisan ini taruh poto pilihan>>>………..

Kalau pada pemilihan presiden dan wakil presiden kali tidak ditemukan calon dari partai yang benar-benar islam, ketika pemilihan presiden dan wakilnya pada periode selanjutnya harus ada karena bisa mengakomodasi aspirasi umat islam, ingat kita masih punya, Sutrisno Bahir, Tifatul Sembiring, Suryadharma Ali, Hidayat Nur Wahid, Dien Syamsuddin, Hazim Muzadi diharapkan dan diharapakan akan terus bermunculan tokoh-tokoh muda islami yang tahau kepentigan dan kebutuhan umat islam Indonesia di masa yang akan datang.
Siapapun yang akan menjadi pemimpim kelak harus diberikan kesempatan untuk berbuat yang terbaik bagi Indonesia, jangan terlalu skeptis akan kemampuan dan masa lalu yang kelam mereka. Yang terpilih harus didukung dan menjalankan amanat tersebut dengan baik, maka tak ada lagi kata-kata bernada negative bagi para kandidat, satu suara untuk Indonesia akan merubah masa depan bangsa kearah Negara yang lebih bermartabat.
Para calon wakil rakyat itu saling bersaing, mulai dari dana sampai tagline, pasangan JK-Win dengan (lebih cepat lebih baik), Mega-Prabowo (Mega Pro Rakyat), sedangkan di kelompok SBY Berboedi ada gerakan GPS (Gerakan Pro SBY) menarik untuk dinanti kelanjutannya. Wallahu ‘alam bishawab. [A3]


Potret perbankan Indonesa sebagai Negara Muslim

Judul :Profit Sharing vs Interest (sebuah kajian Perbandingan)
Penulis : Muhammad Salim
Penerbit : Centre for Islamic and Occidental Studies (CIOS)
Cetakan pertama :Agustus 2007
Tebal : xvi+44 hlm, 12 x 18 cm
Bank merupakan lembaga keuangan yang fungsinya adalah sebagai penyalur antara unit ekonomi yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan unit lain yang kekurangan dana (deficit unit) sehingga memberikan manfaat kepada kedua belah pihak dalam sektor riil ekonomi. Sistem perbankan sendiri didasarkan pada prinsip bagi hasil dan bunga. Sistem bagi hasil (al-mudharabah/profit sharing system) adalah system yang dipraktekkan dalam perbankan syari’ah, sedangkan system bunga dilaksanakan oleh hampir seluruh bank konvcensional di Indonesia.
Masalah bunga bank merupakan hal yang menimbulkan kontroversi, apalagi dengan berbedanya pendapat dari para tokoh berpengaruh, seperti Dr. Yusuf Qardhawi yang mengharamkannya, sedangkan Syeikh al-Azhar Muhammad Tantowi yang mengahalalkannya. Keberadaan buku kecil ini dinilai sangat pas disaat banyak orang yang mempermasalahkannya, dengan kata lain, buku ini datang tepat pada waktunya plus membawa masalah yang memang sedang mencari titik dengan satu kata sepakat. Sebuah bacaan penting, mengingat banyaknya nasabah yang masih memanfaatkan bank konvensional sebagai tempat mereka melakukan transaksi simpan pinjam yang sebenarnya telah diketahui bersama, dalam opereasional dan sisterm perbankan tersebut tidak sesuai dengan dogma, doktrin, dan nila-nilai budaya masyarakat beragama (Islam), misalnya bank konvensional dengan system bunganya, hal ini tentu mambawa masalah baru bagi umat Muslim karena menganggap bunga adalah riba.
Menariknya lagi dalam buku disajikan keanehan baru yang dilancarkan bank-bank konvensional guna menarik simpati ditengah persaingan untuk mendapatkan pengaruh dan kepercayaan dari umat Muslim khususnya, karena Indonesia merupakan negara dengan umat Muslim terbanyak di dunia. Apalagi setelah berdirinya IDB (Islamic Dana Bank) yang mana bank-bank konvensional tersebut seakan-akan mengikuti trik bank-bank Islam yang menerapkan system bagi hasil tapi dengan istilah yang berbeda yakni Dual Banking, artinya bank konvensional mengikuti dua system, pertama menerapkan system bunga dan kedua sistem bagi hasil/mudharabah.
Namun demikian buku kecil ini belum mencangkup seluruh masalah seputar bunga bank, apalagi masalah ini akan terus berkembang seiring dengan bertambahnya kasus-kaus baru. Tapi setidaknya bisa memberikan pemahaman lebih kepada pembaca sehingga mampu menyambung harapan penulis kepada khalayak ramai yakni agar kita lebih hati-hati dalam menentukan pilihan dan bisa dijadikan rujukan tambahan dalam menyelesaikan masalah. Buku ini baik dibaca oleh seluruh kalangan, mulai dari pengamat / pakar sampai ketingkat umum, yang sengaja mempelajari dan ingin tahu lebih banyak mengenai perbankan islami. Selamat membaca. [A3]

Seri kajian Filsafat Islam

INI DULU BARU ITU
( At first Islamic Philosophy and the next Western Philosophy)
Dalam hal ini yang saya maksudkan adalah mengenal filsafat islam sebagai bagian dari kerangka berfikir, dan agar jangan terlalu terperosok ke dalam jurang filsafat barat yang terkadang membahayakan. Dengan mengenal segala macam filsafat yang telah, sedang, dan akan terus berkembang dalam Islam maka setidaknya kita telah menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Bukankah mengenal dan mengetahui tokoh sekaliber al-Faroby lebih baik ketimbang Socrates, ataupun Rene Descartes?
Keadaan dunia yang seperti saat ini pasti ada yang mewarnainya. Kekuatan yang mewarnai itu yang pertama ialah agama, dan yang kedua ialah filsafat. Orang yang mewarnainya juga ada dua, pertama nabi dan ulama, dan yang kedua filosof. Satu kenyataan yang pasti adalah bahwa seorang ilmuan beserta tekhnologi tidak ikut berperan dalam mewarnai dunia. Karena pakar sains dan tekhnologi menggunakan sains dan tekhnologi tersebut untuk mewarnai dunia berdasarkan pandangan hidupnya, jadi jelaslah bahwa pandangan hidup itu hanya ada dua: Agama dan filsafat. Tulisan ini hanya sekedar pengantar tentang filsafat Islam yang gaungnya tidak sekeras gaung filsafat barat di kalangan banyak pihak.
Semuanya tak lepas dari masalah waktu dan dominasi. Akal mengalami kekalahan peran di barat sekitar tahun 200-an masehi hingga 1600-an masehi. Setelah sebelumnya filsafat Yunani yang menguasai sebagian besar dunia. Pada saat itu agamalah yang mendominasi dunia, dan ini membuktikan adanya ketidakseimbangan antara agama dan filsafat (Hati dan akal).
Sedangkan dalam islam sendiri filsafat muncul sejak 80-an samapai 1200-an masehi, pada saat tersebut filsafat berkembang pesat dengan tidak mengganggu perkembangan agama islam, jadi keduanya berjalan berbarengan dan seirama. Sejarah telah mempertontonkan adanya manusia yang berani mati untuk dan karena agama yang dianutnya. Agama lebih menggunakan pendekatan hati ketimbang pendekatan akal yang banyak digunakan dalam filsafat.
Yang jelas dalam filsafat Islam tidak pernah terjadi agama bersitegang dengan akal, justru akal memantapakan iman dalam hati pemiliknya untuk lebih dekat dengan yang Maha Satu. Kebijaksanaan atau pengetahuan sejati itu tidak mungkin didapat oleh satu orang saja. Sejarah mencatat bahwa setelah munclnya seorang filsuf, muncul kemudian filsuf lainnya yang mengoreksi ataupun menguatkan penemuan yang pertama serta mengajukan gagasan-gagasan yang memperbaharui gagasan pertama, demikianlah seterusnya sepanjang kehidupan manusia berlangsung. Hal ini dimungkinkan karena keingintahuan manusia yang besar sebagai refleksi dari potensi kemanusiaan yang dimilikinya yang dianugerahkan oleh Allah Swt, yaitu akal, intuisi, alat inderawi dan kekuatan fisik.
Diantara para filosof Muslim yang beredar dalam kurung waktu tersebut (abad 1 – 12 Masehi) adalah:
1. Al-Kindi ( 769-873 Masehi)
2. Al-Razi (863-925 Masehi)
3. Al-Faraby (870-950 Masehi)
4. Ibnu Sina (980-1037 Masehi)
5. Al-Ghozali (1059-1111 Masehi)
6. Ibnu Rusyd (1126-1198 Masehi)

Selain mereka ada juga Ibnu Tufail, Ibnu Bajjah dan sederet tokoh Mistisme Islam ( yang lebih dikenal sebagai tokoh sufi: ahli tashawwuf) diantaranya:
1. Rabi’ah al- adawiyah (713-801 Masehi)
2. Zunun al-Mishry (860 Masehi)
3. Abu Yazid al-Busthami (874 Masehi)
4. Hussain Ibnu Manshur al-Hallaj (858-922 Masehi)
5. Muhyiddin Ibnu Araby (1165-1240 Masehi) dan masih banyak lagi yang lainnya.

Philosphia dalam bahasa arabnya adalah muhibbu al-hikmah. Kata Sophia dipindahkan oleh orang arab kedalam bahasa Arab dengan kata hikmah. Sebagaimana dalam surat al-baqarah, 2:269:
                  
Artinya:
Allah menganugerahkan Al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar Telah dianugerahi karunia yang banyak. dan Hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).(al-baqarah, 2:269).
Secara sederhana dapat dikatakan filsafat adalah hasil kerja berfikir dalam mencari hakikat segala sesuatu secara sistematis, radikal dan universal. Sedangkan Filsafat Islam itu sendiri adalah hasil pemikiran filsuf tentang ketuhanan, kenabian, manusia, dan dan alam yang disinari oleh ajaran Islam. Dalam Perkembangan akhir-akhir ini, cakupan Filsafat Islam itu diperluas kepada segala aspek ilmu yang terdapat dalam khazanah pemikiran keilsaman, yang meliputi Ilmu kalam, Ushul Fiqh, dan Tasawwuf.
Tentang penamaan disiplin ilmu ini, terdapat dua versi pendapat, yaitu Filsafat Islam dan Filsafat Arab. Tetapi kalau ditelaah lebih jauh lagi, penggunaan istilah Filsafat Arab kuranglah tepat karena kebanyakan Filsuf yang membangun ilmu ini bukanlah orang Arab, melainkan orang Persia, Turki, Afganistan, Spanyol dan lain-lain. Walaupun kebanyakan karya mereaka ditulis dalam bahasa Arab, tetapi orang Arab belum mengenal ilmu ini sebelum ekspansi Islam. Jadi, amatlah tepat kalu kita menamakannya sebagi Filsafat Islam.
Hubungan Filsafat Islam dengan Ilmu Kalam
Sebagaimana dimaklumi, kalam yang dimaksudkan adalah firman Allah. Pada abad permulaan hijrah, firman Allah dipersoalkan, apakah sesuatu yang baru ataupun qadim?. Hal tersebut berawal dari perseturuan dua kubu. Mu’tazilah adalah kelompok yang mempercayai bahwa firman Allah t ersebut adalah sesuatu yang baru, sedangkan yang beranggapan bahwa firman Allah itu qadim adalah Ibnu Hambal dan Asy’ariah, dan kemudian meluas ke persoalan ketuhanan lainnnya, mempergunakan dalil-dalil akal “melebihi dalil naqli yang tampak pada perbincangan mutakallimin.
Dalam perkembangan ilmu-ilmu keislaman, antara Filsafat Islam dan Ilmu Kalam dapat dibedakan. Filsafat Islam mengandalkan akal dalam mengkaji objeknya, Allah, alam dan manusia, tanpa terikat dengan pendapat yang ada. Nash-nash agama hanya menajdi bukti untuk membenarkan temuana akal. Sebaliknya Ilmu Kalam mengambil dalil akidah sebagaimana tertera dalam wahyu, yang mutlak kebenarannya untuk mengkaji objeknya, Allah dan sifat-sefatnya, serta hubungan Allah denga alam dan manusia dan menjadikan filsafat sebagai alat yang membenarkan nash agama. Contohnya Filsafat Islam mengawali pembuktiannnya dengan argumentasi akal, barulah pembenarannya diberikan wahyu, sementara ilmu Kalam mencari wahyu yang bertbicara tentang keberadaan Tuhan, baru kemudian didukung oleh argumentasi akal. Walaupun objek dan metode kedua ilmu ini berbeda, tapi keduanya saling melengkapi dalam memahami Islam dan pembentukan aqidah Msulim.
Hubungan Filsafat Islam dengan Tasawwuf
Tasawwuf sebagai ilmu yang mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang Muslim berada sedekat mungkin dengan Allah Swt, dapat dibedakan menjadi Tasawwuf Amali / Akhlaqy, dan Tasawwuf Falsafi. Dari pengelompokan ini tergambar adanya unsur-unsur kefilsafatan dalam menjelaskan maqomat (a-lfana’, al-baga’, Ittihad, hulul, wahadatu al-wujud). Adapun perbedaan antara Filsafat Islam dan tasawwuf dapat dijelaskan sebagai berikut: Objek filsafat membahas segala sesuatau yang ada, baik fisika maupun metafisika yang dikaji dengan memperguanakan argumentasi akal dan logika. Objek Tasawwuf pada dasarnya mengenal Allah, baik dengan jalan ibadah maupun melalui ilham dan intuisi. Karena itu Sufi disebut juga al-Ubbad ( ahli ibadah) dan al-Zuhhad (ahli zuhud).
Hubungan Filsafat Islam dengan Ushul Fikih
Dalam memahami dan menafsirkan ayat-ayat al-Quran yang berkenaan dengan hukum diperlukan Ijtihad, yaitu usaha dengan mempergunakan akal dan prinsip kelogisan untuk mengeluarkan ketentuan-ketentuan hukum dari sumbernya. Mengingat pentinganya ijtihad, para pakar hukum islam mengangggapnya (Ijtihad) sebagai sumber hukum ketiga setelah al-qur’an dan Hadis. Termasuk dalam ijtihad adalah qiyas yakni menyamakan hukum sesuatu yang tidak ada naskh hukumnya dengan hukum sesuatu yang lain yang ada naskh hukumnya atas dasar persamaan illat (sebab). Selain Qiyas ada juga al-istihsan dan al-Mashalih al-Mursalah.
Dari tiga contoh ilmu keislaman yang diutarakan, ketiganya memiliki hubungan dengan fislasat Islam, tergambar adanya peraturan yang saling mengisi. Hal ini terbukti dalam sejarah para Filsuf yang memadukan filsafat, ilmu dan agama menjadi satu kesatuan yang saling mendukung.
Hubungan Filsafat Islam Dengan Filsafat Yunani
Pemikiran Yunani dapat dibagi kepada dua zaman:
1. Zaman Yunani atau Helenis
Zaman ini ditandai dengan munculnya pamikir-pemikir Yunani dari abad VI SM sampai akhir abad IV SM. Diantara pemikir-pemikir atau aliran-aliran itu adalah filsafat alam dari Milite yang cenderung Meterialistis, aliran atomistis yang didukung oleh Leukippos dan Demokritos, Kaum Elea yang bercorak mistis dan matematis, Kaum Sofist, Socrates, Plato, Aristoltes, dan aliran Peripetetik yantg menekankan pada aspek epistimilogi, etika, aksiologi dan kemanusiaan.
2. Zaman Helenistis-Romawi, yakni setelah Aristotles (322 SM). Dimulai dengan Pemerintahan Alexander the Great ( 356-326 SM).
Pada masa ini Filsafat Yunanai tidak hanya terjadi di Yunanai saja, tapi telah meluas sebagai warisan Yunani yang dikembangkan oleh orang-orang Romawi, dan oleh pemikir Mesir, Syria dan sekitarnya. Zaman ini diawali pada abad IV SM sampai pertengahan abad VI M di Romawi barat yang berpusat di Roma, dan di Byzantium (Romawi Timur) sampai pertengahan abad VII M yang berpusaat di Alexandria (Iskandariah). Dengan kata lain samapi munculnya era filsafat Islam yang ditandai dengan masa penerjemahan lewat lembaga Bait al-hikmah di Baghdad.
Helenistis-Romawi dapat dibedakan kepada tiga masa perkembangan. Pertama, dari akhir abad IV SM hingga pertengahan abad I SM, pada masa ini dikenal terdapat aliran Stoa, Epikurus, dan Skeptisisme. Kedua dari pertenganhan abad I SM hingga pertengahan abad III M. Di zaman ini terdapat aliran yang diantaranya aliran Stoa-akhir, Neo-Pythagoreanisme, Epikurus-akhir dan Hlenisme Yunani, zaman ini bersifat ekliktik. Ketiga dari pertengahan abad III M hingga pertengahan abad VI M di Romawi Barat, hingga abad VII M di Byzantium, di zaman ini ditandai dengan adanya dominasi pemikiran Neo-Platonisme yang lahir dan berkembang di Iskandaria.
Filsafat Yunani sendiri terbelah ke dalam dua aliran besar yang mana kedua aliran ini sering dan saling dipertentangkan satu sama lainnya, aliran yang dimaksud mengacu kepada pemikiran Plato dan Aristotles. Plato yang dalam kehidupannya bergaya mistis, menekankan olah pikir daripada apa yang dapat dialami atau ditangkap oleh penca indra. Dengan kata lain Plato lebih berpegang pada akal dan idea, serta mengabaikan empirisme. Corak berfikir Plato ini menjadi benih rasionalisme dalam menerangkan sesuatu, dan menjadi idealisme bila berkaitan dengan nilai. Lain halnya dengan Aristotles yang lebih menyenangi kehidupan meteri, dan lebih menekankan kepada cara berfikikr realis, karena itu ia sangat menjunjung tinggi empirisme, boleh jadi kecendrungannya tersebut dipengaruhi oleh keahliannya dalam bidang biologi dan kedokteran.
Pada awalnya negara-negara seperti Mesir dan Suriah yang kental dengan aroma filsafat Yunani, namun pada era Khulafa’ al-Rasyidun dan Daulah Umayah, Filsafat Yunani tersebut belum dikembangkan karena pada masa ini perhatian umat Islam terfokus pada penaklukan wilayah dan lebih menonjolkan kebudayaan Arab. Barulah pada zaman Daulah Abbasiyah yang berpusat di Baghdad mulai diperhatikan secara serius Filsafat ini, terutama pada masa Al-Ma’muin (813-833 M) Putera Harun al-Rasyid, yang dikenal dengan zaman penerjemahan.
Sebenarnya Penerjemahan buku-buku kedalam bahasa Arab sudah dimulai semenjak permulaan Daulah Umaiyah, kegiatan ini disponsori oleh Khalifah Khalid ibn Yazid, tetapi buku-buku ilmiah yang diterjemahkan pada waktu itu masih berkaitan dengan keperluan praktis, seperti kimia dan kedokteran. Kegiatan penerjemahan mencapai zaman keemasannya pada masa Khalifah Al-Ma’mun, yang juga mendirikan bait al-hikmah.
Disaping Kota Baghdad, juga ada kota-kota lain yan dijadikan sebagai pusat pengembangan sanis dan filsafat, yaitu kota Marwa (Persia tengah), Jundisyapur, dan Harram. Penerjemahan ini bukan hanya buku-buku pengetahuan yang berbahasa Yunani tetapi juga bahasa Persia dan Suryani yang diterjemahkan kedalam bahasa Arab.
Dengan adanya Penerjemahan ini umat Islam telah mampu dalam waktu yang relatif singkat menguasai warisan intelektual dari tiga jenis kebudayaan yang sangat maju pada waktu itu, yakni Yunani, persia, dan India. Warisan intelektual tersebut dikembangkan oleh pemikir-pemikir Islam menjadi suatu kebudayaan yang lebih maju. Namun sangat disayangkan kejayaan Islam dan segala macam ilmuhnya hanya dapat berlangsung sampai abad XIII M, kemudian orang-orang barat memindahkan pusat ilmu pengetahuan tersebut Eropa. Dengan demikian, umat Islam saat ini harus bekerja ekstra keras kembali untuk meraih permata kita yang hilang, seolah-olah saat ini terjadi “helenisme gelombang ke II”. Jadi bersiaplah untuk merebut apa yang seharusnya kita miliki.
“ Wisdom is the lost property of the believer, take it sherever you fin it” [A3]

Berprestasi Dihadapan Ilahi

Dalam menjalani kehidupan, manusia selalu dihadapkan dengan dua keadaan yang saling bergantian, suatu ketika merasakan duka, pada saat yang lain bertukar dengan suka. Pada saat duka seringkali manusia berkeluh kesah, seolah penderitaan tiada pernah berakhir. Sebaliknya, saat merasakan kebahagiaan, manusia sering lupa. Na’izubillah.         
“Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan dia kikir”
(QS. Al-Ma’arij: 20-21)
Ujian merupakan alat ukur keimanan dan ketakwaan seorang, sampai dimana taraf keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Selain bias menyikapi ujian-ujian tersebut dengan positif, manusia juga dituntut untuk bias berprestasi dihadapan Sang Khalik. Ketakwaan seorang hamba kepada Tuhannya adalah sebuah prestasi, dan prestasi itulah yang akan menjadikannya berbeda dengan hamba yang lainnya. Allah berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 13, artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Disebutkan dalam ayat ini bahwa kedudukan manusia dihadapan Allah adalah sama, tidak ada perbedaan. Adapun yang membedakan di antara mereka adalah dalam urusan diin (agama), yaitu seberapa ketaatan mereka kepada Allah dan RasulNya. Al-Hafifzh Ibnu Katsir menambahkan:
“Mereka berbeda di sisi Allah adalah karena taqwanya, bukan karena jumlahnya”
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
لَيْسَ لأَحَدٍ عَلَى أَحَدٍ فَضْلٌ إِلاَّ بِالدِّيْنِ أَوْ عَمَلٍ صَالِحٍ. (رواه البيهقي).
“Tidaklah seseorang mempunyai keutamaan atas orang lain, kecuali karena diinnya atau amal shalih.”
Beribadah kepada-Nyadapat melalui dua cara, baik itu dengan ibadah mahdah maupun dengan selainnya. Beribadah dengan selainnya disini dapat berupa apa saja asal diniatkan untuk-Nya, misalnya dengan membaca Bismillahirrrahmanirrahin adalah titik pembeda antara yang amalan ibadah dengan yang bukan.
Sungguh luar biasa, apabila seseorang meraih prestasi tertinggi dengan modal dan bekal yang terbatas. Contoh yang terbesar bagi ummat Islam adalah Baginda Rosulullah SAW. Beliau sejak lahir sekitar 6 bulan dalam kandungan sudah ditinggal oleh ayahandanya tercinta Abdullah bin Abdul Muthalib. Kemudian umur 6 tahun ditinggal oleh ibundanya yang tercinta Siti Aminah, yang akhirnya dibesarkan oleh paman beliau Abu Thalib sampai menginjak dewasa, yang mendidiknya menjadi seorang manusia yang penuh dengan kejujuran dan mempunyai jiwa wirausaha yang kuat.
Saat ini, kehidupan manusia telah berkembang dengan pesat dalam segala aspeknya. Dari segi jumlah mencapai milyaran, dari sisi penyebaran, ratusan bangsa bahkan ribuan suku yang masing-masing mengembangkan diri sesuai potensi yang bisa dikembangkan. Darinya pula muncul beragam bahasa, adat istiadat, budaya dan lain-lain, termasuk teknologi yang mereka temukan. Namun, kalau kita renungkan semua itu adalah untuk jasmani kita (saja) agar hidup kita dalam keadaan sehat, tercukupi kebutuhan materi, tidak saling mengganggu, aman tentram dalam mengemban persoalan kehidupan. Inilah tuntutan “kasat mata” hidup seorang manusia yang kesemuanya itu kebanyakan bersifat kebutuhan sekunder dan tersier.
Tak pelak dari perkembangan tersebut menimbulkan rasa gembira, puas, bangga, bahkan lebih dari itu, yakni sombong. Sebagai contoh, negara yang maju, kuat merasa lebih baik dan harus diikuti (baca: ditakuti) oleh negara yang lain. Orang kaya merasa lebih baik dari yang miskin, orang yang mempunyai jabatan dan kedudukan (tertentu yang lebih tinggi) merasa lebih baik dan pantas untuk diikuti oleh yang lain dalam segala tuntutannya.
Begitulah kecenderungan manusia dalam memenuhi hasrat hidupnya, kadang (atau bahkan sering) tidak mempedulikan perintah atau larangan Allah. Padahal dari aturan agama inilah manusia diuji oleh Allah menjadi hamba yang taat atau maksiat. Itulah parameter yang pada saatnya nanti akan dimintai pertanggungjawabannya.
Tetapi sekali lagi, karena tipisnya ikatan manusia dengan syariat Allah, manusia banyak yang tidak menghiraukan halal atau haram, karena memang manusia “tidak punyak hak” untuk menghalalkan atau mengharamkan sesuatu, kecuali kembali kepada syariat agama Allah. Karena minimnya ilmu syar’i itulah yang menyebabkan banyak manusia terjerembab ke lembah kedurhakaan dan jatuh ke lumpur dosa. Bahkan tidak menutup kemungkinan, para pelakunya tidak merasa berbuat dosa, atau malah bangga dengan “amal dosa” itu, na’udzubillah.
Renungkanlah syair seorang tabi’in Abdullah Ibnul Mubarak:
رَأَيْتُ الذُّنُوْبَ تُمِيْتُ الْقُلُوْبَ وَيُوْرِثُكَ الذُّلَ اِدْمَانُهَا، وَتَرْكُ الذُّنُوْبِ حَيَاةُ الْقُلُوْبِ وَخَيْرٌ لِنَفْسِكَ عِصْيَانُهَا.
“Aku lihat perbuatan dosa itu mematikan hati, membiasakannya akan mendatangkan kehinaan. Sedang meninggalkan dosa itu menghidupkan hati, dan baik bagi diri(mu) bila meninggalkannya”
Prestasi manakah yang akan kita ukir? Prestasi barrun, taqiyyun, karimun (baik, taqwa, mulia!) Ataukah prestasi fajirun, syaqiyun, Dzalilun (ahli maksiat, celaka, hina) sejauh mana kita menyikapi ajaran Allah dan RasulNya. Perhatikanlah wasiat Imam Al-Hasan Al-Bashri berkata:
أَيُّهَا النَّاُس إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ، كُلَّمَا ذَهَبَ يَوْمٌ ذَهَبَ بَعْضُكَ.
“Wahai manusia, ketahuilah bahwasanya engkau adalah (kumpulan) hari-hari, setiap ada sehari yang berlalu, maka hilanglah sebagian dari dirimu.”
Dalam tafsirnya, Al-Hafizh Ibnu Katsir memberikan pengertiannya masing-masing sebagai berikut:
• Zhalimun linafsihi: Orang yang enggan mengerjakan kewajiban (syariat) tetapi banyak melanggar apa yang Allah haramkan (yang dilarang)
• Muqtashid: Orang yang menunaikan kewajiban, meninggalkan yang diharamkan, kadang meninggalkan yang sunnah dan mengerjakan yang makruh.
• Sabiqun bil khairat: Orang yang mengerjakan kewajiban dan yang sunnah, serta meninggalkan yang haram dan makruh, bahkan meninggalkan sebagian yang mubah (karena wara’nya)
Tak seorang pun di antara kita yang bercita-cita untuk mendekam dalam penjara. Apalagi penjara Allah yang berupa siksa api Neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan bebatuan. Itulah ujian Allah kepada kita, sebagaimana sabda Rasul SAW.
حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ.
“(Jalan) menuju Jannah itu penuh dengan sesuatu yang tidak disukai manusia, dan (jalan) Neraka itu dilingkupi sesuatu yang disukai oleh syahwat”.
mengenang perjalanan yang telah lewat, akan memberi motivasi untuk menambah amal-amal dan memperbanyak tabungan kebaikan. Sejujurnya, setiap orang bisa meraba, sejauh mana sebenarnya prestasi amal yang telah dibuatnya. Apakah titik-titik kemuliaan kemuliaan amal yang dilakukannya lebih banyak. Ataukah sebaliknya, noda-noda kehinaan yang telah dikumpulkannya. Rasulullah mengabarkan, kelak, setiap orang mati dan hendak memasuki kuburan, bisa merasakan apa kira-kira yang akan dibalaskan untuk dirinya.
Begitulah bercermin pada masa lalu, insya Allah akan mendapatkan banyak manfaat. Bercermin pada masa lalu, bekerja keras hari ini dan menata hari esok adalah salah satu usaha menyiasati hidup agar lebih baik. Maka jangan segan untuk menoleh ke belakang demi meraih masa depan cemerlang.
Setidaknya Untuk meraih prestasi yang optimal, ada tiga syarat yang harus dilakukan yaitu:
1. Niat
Niat yaitu tekad mencapai sesuatu disertai dengan perbuatan. Didalam mencapai sesuatu, niat merupakan kunci utama untuk mencapai keberhasilan atau kesuksesan sesuatu yang sedang dikerjakan, karena manusia tanpa tekad dan optimisme yang tinggi maka segala sesuatu yang ia capai tidak akan mempunyai manfaat apa-apa bahkan gagal, karena yang ada pada dirinya rasa tidak yakin atau percaya ( pesimis ) akan keberhasilan sesuatu yang ia kerjakan.
Jika manusia mempunyai rasa tidak yakin akan keberhasilan sesuatu yang dikerjakan sedangkan Allah selalu mengkabulkan sesuatu sesuai dengan yang ia niatkan maka ia sudah berburuk sangka ( Su-udzzon ) terhadap Allah. Didalam hadits Qudsi, Allah berfirman: “ Aku tergantung pada prasangka hambaku ”
2. D o a
Sesudah manusia niat mengerjakan sesuatu dan mempunyai rasa optimis (Husnu dzon) terhadap Allah, maka manusia dituntut untuk berdoa memohon diterima segala apa yang ia kerjakan karena Allah Maha Kuasa sedangkan manusia makhluk yang sangat lemah yang selalu tergantung kepada-Nya.
Sebagai makhluk Allah yang lemah, manusia sangatlah sombong jika tidak mau berdoa, Allah sangatlah murka terhadap orang-orang yang sombong. Tuhanmu berfirman: " Berdoalah kepadaku pasti Aku perkenankan ”.

      •        
" Dan orang-orang yang sombong (tidak mau berdoa) kelak mereka akan masuk neraka Jahanam secara hina ” ( Al-mukmin:60 ). ”
Doa yang dikabulkan oleh Allah adalah doa yang dilakukan dengan Ikhlas, Khusyu penuh Tawadhu (Rendah hati), yakin akan diterima dan dilakukannya sesuai dengan tata cara doa yang baik. ” Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara lembut (khusyu). Sesungguhnya Allah tidak menyenangi orang-orang yang berlebihan “ ( Al-a’rof:55 ).” Allah pasti diterima, Cuma cara Allah mengabulkan doa hambanya berbeda-beda. Ada tiga cara Allah mengkabulkan doa hambanya: pertama, Allah mengakhirkannya, kedua Allah menggantinya dengan yang lebih baik bagi hambanya, dan yang ketiga, Allah menyelamatkan hambanya dari mara bahaya dikarenakan doanya.
3. Ikhtiar (berusaha).
Berusaha merupakan syarat untuk tercapainya sesuatu, tanpa usaha tidak mungkin akan tercapai sesuatu karena qudrat ( kehendak ) Allah, yang baik atau yang buruk yang telah ditentukan kepada manusia tergantung usaha manusia itu sendiri mau yang baik atau yang buruk dan kesungguhan mereka dalam berusaha.
”Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib sesuatu kaum kecuali mereka sendiri yang merubahnya “ ( Ar-ra’d:11 ). ”
Untuk meraih prestasi puncak kita butuh sebuah pernyataan tentang hasil atau kinerja yang ingin kita raih. Definisikanlah prestasi puncak yang ingin kita raih di masa yang akan datang. Dengan jelasnya prestasi puncak yang ingin diraih maka akan mudah mengarahkan segala rencana dan aktivitas kita. Dan usaha kita akan lebih terfokus dan menimbulkan motivasi yang baik untuk meraih prestasi puncak.
Wallahu ‘alam bi-shawab [A3]





JAMALUDDIN AL-AFGHANI (1839-1897) MERINTIS REFORMASI ISLAM

Pendahuluan
Berawal dari Jamaluddin al-Afghani, mulailah gerakan pembaharuan Islam abad modern. Sebagai tokoh dengan kepribadian menarik, dia berhasil memberikan pengaruh pada pribadi-pribadi pembaharu abad ini. Di samping mengilhami urgensi pembaharuan dalam agama Islam.
Dengan jiwa revolusinya dan kepribadian Islam-nya membuat dia mampu untuk menunutun bangsanya untuk bersama-sama menghadapi dua problematika dasar pada masa itu. Pertama, penjajahan dari luar dan kedua, adalah otoritarianisme pemerintahan dari dalam. Dan dengan tegas dia katakan bahwa dua hal ini bisa hilang bukanlah sebuah kemungkinan, namun sebuah keharusan yang bisa tercapai bila kaum dan bangsanya mempercayainya
Ia adalah seorang pemimpin pembaharuan dalam Islam yang tempat tinggal dan aktivitasnya berpindah-pindah dari satu negara Islam ke negara Islam lain. Pengaruh terbesar ditinggalkannya di Mesir.
Rumah tempat ia tinggal menjadi tempat pertemuan murid-murid dan pengikut-pengikutnya. Di sanalah ia memberikan kuliah dan mengadakan diskusi. Para peserta terdiri atas orang-orang terkemuka dalam bidang pengadilan, dosen-dosen, mahasiswa dari Al-Azhar serra perguruan-perguruan tinggi lain, dan juga pegawai-pegawai pemerintah. Diantara murid-murid Al-Afghani itu ada yang kemudian menjadi pemimpin kenamaan di Mesir seperti Muhammad Abduh dan Sa'ad Zaghlul, pemimpin kemerdekaan Mesir.



Riwayat Hidupnya
Nama panjang beliau adalah Muhammad Jamaluddin Al Afghani, dilahirkan di Asadabad, Afghanistan pada tahun 1254 H/1838 M. Ia kelak menjadi pembangkit, pemikir dan democrat dunia Islam. Ayahnya bernama Sayyid Safdar al-Husainiyyah, yang nasabnya bertemu dengan Sayyid Ali al-Turmudzi (seorang perawi hadits yang masyhur yang telah lama bermigrasi ke Kabul) juga dengan nasab Sayyidina Husain bin Ali bin Abi Thalib. Ia merupakan orang yang anti Imprealis, juga pendiri Pan Islamisme. Selam 17 tahun pertama ia tinggal dengan ayahnya, sang Ayah selalu berharap agar anaknya kelak melebihi karir ayahnya.
Pada usia 8 tahun Al-Afghani telah memperlihatkan kecerdasan yang luar biasa, beliau tekun mempela¬jari bahasa Arab, sejarah, matematika, fil¬safat, fiqh dan ilmu keislaman lainnya. Dan pada usia 18 tahun ia telah menguasai hampir seluruh cabang ilmu pengetahuan meliputi filsafat, hukum, sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan metafisika. Al-Afghani segera dikenal sebagai profil jenius yang penguasaannya terhadap ilmu pengetahuan layaknya ensiklopedia berjalan.
Revolusi Dan Pembaharuan Jamaluddin Al-Afghani
Pada masa itu, bukanlah seorang hakim yang dibutuhkan, karena seorang hakim pada masa itu tidak bisa lepas dari pesanan dan intervensi pemerintah. Dan pada masa itu, bukan pula seorang faqih yang dibutuhkan untuk memperbarui hukum-hukum Islam klasik. Andaipun mereka hidup pada masa itu, maka keberadaan merekapun juga tidak mampu untuk mengubah keadaan yang ada. Sesungguhnya yang dibutuhkan pada masa itu adalah seorang revolusioner islamis seperti yang terdapat dalam jiwa Jamaluddin al-Afghani.
Pada masa itu, memang sosok seperti dialah yang dibutuhkan. Dengan suara yang lantang, dia mengatakan akan “kewajiban” suatu pembaharuan, sebuah jeritan panjang yang membangunkan tidur panjang dan mengembalikan harapan lama yang telah hilang direnggut penjajahan. Penjajahan yang menyebabkan sikap pasrah, putus asa dan rela dengan situasi di sekitar mereka sebagai sebuah takdir yang tidak mungkin untuk dilawan. Maka datanglah Afghani yang memberikan semangat dalam jiwa-jiwa yang pesimis, mengembalikan optimisme dan kepercayaan mereka pada kemampuan diri mereka sendiri.
Dan dengung pembaharuannya pun bisa mempengaruhi semua kalangan hingga pada kalangan yang berpautan jauh dari zaman nya seperti Ahmad Luthfi Sayyid maupun Qasim Amin. Dialah orang pertama kali yang mengatakan bahwa “Misr lilmasriyyin” atau Slogan "Mesir untuk orang Mesir". Pada tahun 1879 atas usaha Al-Afghani terbentuklah partai Al-Hizb Al-Watani (Partai Nasional) dengan gerakan pembaharuannya berhasil melahirkan tuntutan adanya undang-undang negara dan pembentukan majelis perwakilan. Tujuan partai ini selanjutnya ialah memperjuangkan pendidikan universal, kemerdekaan pers dan pemasukan unsur-unsur Mesir ke dalam posisi-posisi dalam bidang militer. Atas sokongan partai ini Al-Afghani berusaha menggulingkan Raja Mesir yang berkuasa di waktu itu, yakni Khedewi Ismail, untuk diganti dengan Putra Mahkota Tawfiq, yang berjanji akan mengadakan pembaharuan-pembaharuan yang dituntut Al-Hizb Al-Watani. Tetapi setelah mengganti Khedewi, Tawfiq, atas tekanan Inggris mengusir Al-Afghani keluar dari Mesir di tahun 1879. Masa delapan tahun menetap di Mesir itu menurut pihak Mesir sendiri mempunyai pengaruh yang tidak kecil bagi umat Islam di sana.
Prof. Ahmad Amin dari Kairo dengan penuh keyakinan menulis dalam bukunya yang berjudul Zuma al—Islah:
“Para penulis sepakaat bahwa Al-Afghani memiliki tujuan yang jelas dan pokok yang menggarisbawahi misinya yang besar:
1. Mengisi semangat baru di timur sehingga ia menghidupkan kembali kebudayaan, ilmu pengetahuan, pendidikan, kebersihan agama yang kaya, sehingga membebaskan kepercayaannya dari takhayyul, dan membersihkan moralnya dari apa yang telah terkumpul di sekitar mereka dan kemudian kembali pada kekuasaan yang pernah mereka pegang dan miliki.
2. Melawan dominasi asing (Imprealisme Barat) sehingga Negara-negara timur dikembalikan kepada kemerdekaanya, yang diperkuat oleh persekutuan dan pertalian yang mungkin, agar dapat menjaga diri mereka sendiri terhadap bahaya-bahaya yang akan dating (yang ditimbulkan oleh Barat).
Dan suatu kelebihan dari diri Afghani ialah kemampuanya untuk menghentak kesadaran Bangsa Mesir saat itu untuk secara kesuluruhan sadar kembali dalam menghadapi cengkraman penjajahan Eropa. Adapun perjuangan Afghani dibagi dalam dua tahap, merombak sistem yang ada saat itu dan membangun kembali sistem yang baru. Dalam tahap pertama di lakukan dengan cara melawan penjajahan dari luar dan mengecam diktatorisme pemerintahan dari dalam. Adapun tahap kedua, dia sadar bahwa ini memerlukan waktu yang lama, adapun pelaksanaan pada tahap ini dilakukan oleh para pembaharu-pembaharu selanjutnya yang hidup pada masa sesudah meninggalnya Jamaluddin al-Afghani.
Tetapi ia tidak lama dapat bergerak di lapangan politik, karena pada tahun 1876 dikarenakan ikut campur tangan Inggris dalam soal politik di Mesir makin meningkat. Untuk dapat bergaul dengan orang-orang politik di Mesir ia memasuki perkumpulan Freemason Mesir. Menurut M.S. Madkur, Al-Afghani lah yang membangkitkan gerakan berfikir di Mesir sehingga negara ini dapat capai kemajuan.
Al-Afghani pergi ke Paris dan di sini ia dirikan perkumpulan Al-'Urwah Al-Wusqa. Anggotanya terdiri atas orang-orang Islam dari India, Mesir, Suria, Afrika Utara, dan lain-lain. Di antara tujuan yang hendak dicapai ialah memperkuat rasa persaudaraan Islam, membela Islam dan membawa umat Islam kepada kemajuan. Majallah Al-'Urwah Al-Wusqa, yang diterbitkan perkumpulan ini cukup terkenal, juga di Indonesia, tetapi tidak berumur panjang. Penerbitannya terpaksa dihentikan karena dunia Barat melarang pemasukannya ke negara-negara Islam yang berada di bawah kekuasaan mereka. Jurnal ini cenderung menunjukkan sikap anti penjajahan. Publikasi ini bukan saja menggoncang dunia Islam, pun telah menimbulkan kegelisahan dunia Barat. Meskipun majalah ini pada akhirnya tidak mampu mempertahankan penerbitannya oleh bermacam-macam rintangan, nomor-nomor lama telah dicetak ulang berkali-kali. Di mana-mana, terutama untuk pasaran dunia Timur, majalah ini dibinasakan penguasa Inggris. Di Mesir dan India penerbitan ini dilarang untuk diedarkan. Akan tetapi, penerbitan ini terus saja beredar meski dengan jalan gelap. Di Indonesia sendiri majalah ini berhasil masuk tidak melalui pelabuhan besar.
Jurnal ini segera menjadi barometer perlawanan imperialis Dunia Islam yang merekam komentar, opini, dan analisis bukan saja dari tokoh-tokoh Islam dunia, tetapi juga ilmuwan-ilmuwan Barat yang penasaran dan kagum dengan kecemerlangan Afghani. Selama mengurus jurnal ini, Afghani harus bolak-balik Paris-London untuk menjembatani diskusi dan pengiriman tulisan para ilmuwan Barat, terutama yang bermarkas di International Lord Salisbury, London.
Menurut al-Afghani, ada lebih banyak sebab lain yang menyebabkan kemunduran Islam. Dalam sebuah argumennya yang lebih menyerupai analisis sosial abad ke-20, dia manyatakan bahwa bagian dari sebab kemunduran dunia Islam adalah otoriterisme politik. Ilmu pengetahuan dan filsafat telah dilumpuhkan oleh fanatisme dan tirani.
Al-Afghani berpandangan sama dengan kalangan modernis lainnya bahwa pikiran dan watak merupakan motor perubahan sejarah. Karena itu, apa yang sangat dibutuhkan Islam adalah kebangkitan spiritual dan intelektual. Diperlukan perubahan radikal dalam pandangan umat. Apa diinginkan oleh al-Afghani disini adalah terutama evaluasi ulang terhadap hubungan antara agama dan sains. Ia menyatakan, ”Selama manusia eksis, pertempuran tidak akan berhenti antara dogma dan penyelidikan (ilmiah).
Maka, selanjutnya menjadi tugas Muhammad ‘Abduh (1261-1323 H/1845-1905 M) di Mesir dan Sayyid Ahmad Khan (1232-1316 H/1817-1898 M) di India untuk membuktikan pernyataan al-Afghani bahwa akal dan ilmu pengetahuan tidak bertentangan dengan Islam.
Kontribusinya Bagi Kebangkitan Dunia Islam
Atas undangan Sultan Abdul Hamid, Al-Afghani selanjutnya Pindah ke Istambul di tahun 1892. Pengaruhnya yang besar diberbagai negara Islam diperlukan dalam rangka pelaksanaan politik Islam yang direncanakan Istambul. Bantuan dari negara-negara Islam amat dibutuhkan Sultan Abdul Hamid untuk menentang Eropa yang di waktu itu telah kian mendesak kedudukan Kerajaan Usmani di Timur Tengah. Tetapi kerja sama antara Al-Afghani, sebagai pemimpin yang mempunyai pemikiran-pemikiran demokratis tentang pemerintahan, dengan Abdul Hamid, sebagai Sultan yang masih mempertahankan kekuasaan otokrasi lama, tidak bisa tercapai. Karena takut akan pengaruh Al-Afghani yang demikian besar, kebebasan al-Afghani dibatasi Sultan dan ia tak dapat keluar dari Istambul. Ia tetap tinggal di sana sampai ia wafat di tahun 1897, seolah ia sebagai tamu yang mendapat penghormatan, tetapi pada hakekatnya sebagai tahanan Sultan.
Melihat kepada kegiatan politik yang demikian besar didaerah yang demikian luas, pada tempatnya maka layaklah kalau dikatakan bahwa Al-Afghani lebih banyak bersifat pemimpin politik dari pada pemimpin dan pemikir pembaharuan dalam Islam. Tidaklah salah kalau Stoddard '' mengatakan bahwa ia sedikit sekali memikirkan masalah-masalah agama dan sebaliknya memusatkan pemikiran dan aktivitas dalam bidang politik. Lebih dari itu tak boleh dilupakan bahwa kegiatan politik yang dijalankan Al-Afghani sebenamya didasarkan pada ide-idenya tentang pembaharuan dalam Islam. Kegiatan politik itu timbul sebagai akibat yang semestinya dari pemikiran-pemikirannya tentang pembaharuan. Maka pada hakekatnya ia adalah pemimpin sekaligus pembaharuan dan pemimpin politik.


Al-Yasar al-Islami
Al-Yasar al-Islami ("Islam Kiri") adalah penerus al-'Urwah al-Wutsqa danal-Manar. Tujuan utamanya, menyajikan tulisan-tulisan keislaman seperti dipahami al-Afghani, tulisan-tulisan sekitar perjuangan menentang kolonialisme dan keterbelakangan, yang menyerukan kebebasan dan keadilan sosial, penyatuan kaum Muslim dalam blok geografis Islam di mana pun.
Al-'Urwah al-Wutsqa diperuntukkan bagi kaum intelektual, bukan hanya massa Muslim, dan menyerukan solidaritas keagamaan yang mendalam. "Islam Kiri" diperuntukkan bagi kelompok yang dikuasai dan diharapkan akan menciptakan persamaan dengan merebut hak-hak mereka dari kelompok yang berkuasa.
Nama "Islam Kiri" dipilih secara spontan. Kiri dalam ilmu politik berarti perlawanan dan kritisisme. Ia juga masuk ke dalam terminologi ilmu tentang manusia. Ia merupakan terminologi akademis. Juga, nama "Islam Kiri" sesuai dengan realitas kaum Muslim yang terbagi ke dalam dua kelompok. Dan "Islam Kiri" memihak pada kelompok yang dikuasai, tertindas, miskin dan tersingkir. Maka "Islam Kiri" menyajikan "Kiri" dalam konotasinya yang akademis.
Penutup
Jamaluddin Al-Afghani merupakan tokoh besar dalam dunia Muslim. Afghani begitu menekankan bahawa Islam dalam faham yang benar, untuk menangkis serangan-serangan Barat, dan sekaligus berupaya untuk meningkatkan kembali solidariti kaum Muslim. Seruannya jelas menuntut perubahan dalam sistem politik Islam. Di samping itu, Afghani mengkritik kepada mereka yang memihak terhadap imperialisme Barat atau apa saja yang boleh memecah-belah umat Islam. Ini semuanya diantara masalah-masalah yang diperjuangkannya sepanjang hidupnya.
Ia menyadarkan ummat Islam adalah satu, memiliki kiblat, aqidah, arah dan tujuan hidup yang satu pula. Perjalanan hidup dan pemikirannya tampak di dalam majalah "al-Urwah al-Wutsqa" yang diterbitkan olehnya dan murid sekaligus kawannya, yaitu Syaikh Muhammad Abduh, pada tahun 1884 selama tujuh bulan dan mencapai 18 nomor.
Pengaruh pemikirannya meliputi Iran, Afghanistan, India, Negara-negara Arab, Turki, bahkan Eropa Barat. Adapun tugas utamanya adalah menghimpun kembali kekuatan dunia Islam yang tercecer, serta menyingkirkan kesulitan yang dialami oleh kaum muslim pada zamannya.
Afghani menghabiskan sisa umurnya dengan bertualang keliling Eropa untuk berdakwah. Bapak pembaharu Islam ini memang tak memiliki rintangan bahasa karena ia menguasai enam bahasa dunia (Arab, Inggris, Perancis, Turki, Persia, dan Rusia). Afghani menghembuskan nafasnya yang terakhir karena kanker yang dideritanya sejak tahun 1896. Beliau pulang keharibaan Allah pada tanggal 9 Maret 1897 di Istambul Turki dan dikubur di sana. Jasadnya dipindahkan ke Afghanistan pada tahun 1944. Ustad Abu Rayyah dalam bukunya “Al-Afghani; Sejarah, Risalah dan Prinsip-prinsipnya”, menyatakan, bahwa Al-Afghani meninggal akibat diracun dan ada pendapat kedua yang menyatakan bahwa ada rencana Sultan untuk membinasakannya.
REFERENSI
Ali, Abdullah dan Ariestyawati, Mariana, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Nabi Hingga Masa Kini, diterjemahkan dari The History of Islamic Political Thought : From The Prophet to the Present, karangan Antony Black, Serambi, Jakarta: 2006.
Amin, Husayn Ahmad, Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung: 1995.
Munawwir,Imam, Mengenal Pribadi 30 Pendekar Dan Pemikir Islam Dari Masa Ke Masa, Pt. Bina Ilmu, Surabaya:2006.
Nasution, Harun, Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Bulan Bintang, Jakarta: 1975.
httpyainal.web.idthe-journeyjamaludin-al-afghani-international-school.

ANSELM DAN ARGUMEN ONTOLOGISNYA

Pengantar
Pembuktian ontologis eksistensi Tuhan adalah salah satu usaha untuk membuktikan eksistensi Tuhan yang paling termasyur dan kontroversi. Banyak filosof besar membahasnya. Orang yang pertama kali mengemukakan hal ini adalah Anselmus, seorang biarawan Benediktin yang menjadi abbas (pemimpin) biaranya dan kemudian menjadi Uskup Agung di Canterbury di Inggris.
Argumentasi Anselmus, “Allah adalah pengada yang tidak dapat dipikirkan sesuatu yang lebih besar daripadanya” (id quo majus cogitari nequit). Namun, sesuatu yang tidak dapat dipikirkan sesuatu yang lebih besar daripadanya tentu bereksistensi dalam kenyataan dan bukan hanya dalam pikiran, karena kalau eksistensinya hanya dalam pikiran orang yang memikirkannya, maka tentu ada sesuatu yang lebih besar yang dapat dipikirkan daripadanya yaitu yang nyata-nyata ada di luar pikiran. Maka, mengingat kita dapat memikirkan Tuhan sebagai sesuatu yang tidak dapat dipikirkan sesuatu yang besar daripadanya, maka Tuhan mesti bereksistensi dalam kenyataan. Jadi eksistensi Tuhan tidak dapat disangkal. Meskipun pemikiran ini bertolak dari logika pemikiran.

Berkenalan Dengan Sang Tokoh
Anselmus (1033-1109), adalah seorang Italia yang menjadi uskup besar di Canterburry (Inggris), ialah ahli theologia yang kenamaan yang harus disebut pertama-tama. Semboyannya adalah: Aku percaya supaya aku dimengerti. Ia mulai percaya kepada segala penyataan Tuhan yang diajarkan oleh Gereja, tetapi sesudah itu ia berusaha untuk menjelaskan segala pasal keprcayaan itu, sehingga diakui selaku kebenaran oleh otak manusia. Umpamanya, diusahakan memberi bukti tentang adanya Allah. Uraiannya begini: Allah dapat dipikirkan oleh manusia sebagai zat yang termulia dan terindah. Kalau begitu, tentulah Allah harus ada, sebab apabila Allah hanya dipikirkan saja, tetapi bukan benar-benar ada, maka ia bukanlah zat termulia dan terindah.
Akan tetapi uraian Anselmus yang termashur ialah kitabnya yang dinamai “Apa sebabnya Allah menjadi manusia?” (bahasa Latin: Cur Deus Homo) Anselmus menampilkan teori tentang bagaimana kematian Kristus di kayu salib, yang mendamaikan manusia dengan Allah. Allah, kata Anselmus, adalah Tuhan alam semesta, suatu Dzat yang kehormatan-Nya tersinggung oleh dosa manusia. Meskipun Ia ingin mengampuni manusia, agar ketertiban moral pulih kembali di jagat raya, Ia tak dapat begitu saja "menutup mata" atas dosa. Harus diadakan pengorbanan, sesuatu yang setimpal dengan pelanggaran itu. Karena dosa itu berasal dari manusia, pengorbanan itu juga harus dilakukan oleh manusia. Namun manusia tidak dapat mempersembahkan pengorbanan setimpal. Ide Anselmus ini dikenal sebagai "Teori Pengorbanan" bagi penebusan. Sampai saat ini, teori tersebut merupakan penjelasan teologi terkenal tentang karya penebusan Kristus.
Didalamnya ia mencoba membuktikan, bahwa perlunya kedatangan Yesus ke Dunia (inkarnasi Yesus) dan kematian Yesus harus diakui oleh akal budi. Penjelasannya adalah sebagai berikut, Kemuliaan Tuhan telah digelapkan oleh kejatuhan-kejatuhan malaikat-malaikat. Manusia yang diciptakan oleh tuhan untuk mengganti malaikat-malaikat itu, jatuh juga kedalam dosa, sehingga keagungan dan kehormatan Tuhan dihinakan pula.
Keadilan Tuhan menuntut hukuman dan penebusan karena kedurhakaan itu. Tetapi jikalau manusia dihukum menurut dosannya, ia harus dan pasti mati dan binasa sampai kekal, dikarenakan banyaknya dosa yang diperbuat manusia, Hal ini tidak disukai oleh Tuhan, karena Ia bukan adil saja tetapi maha murah pula. Lagi pula kalaupun manusia dihukum mati, dosanya belum ditebus, atau hutangnya belum dilunaskan maka akan tetap ada. Akan tetapi manusia yang lemah dan berdosa itu tidak sanggup membayar hutang itu untuk dapat memulihkan dan mengembalikan kemuliaan dan kehormatan Tuhan. Jadi pertama-tama, Tuhan mengasihi manusia dan tak mau jika makhlukNya yang terindah itu binasa kelak, dan kedua dosa manusia hanyalah dapat ditebus oleh suatu zat yang lebih suci dari manusia itu. Kesimpulannya jelas, tak ada jalan lain, melainkan Tuhan sendiri turun dari sorga dan menjelma dalam anak-Nya, Yesus Kristus, supaya hukuman manusia ditanggungNya sendiri, dan supaya Ia dapat membayar hutang dosa ganti (bawaan) manusia. Dengan jalan itu baik keadilan, baik rahmat dan kasih Allah digenapi dan terpenuhi. Pandangan ini berpengaruh besar dalam theology Gereja pada masa kemudian. Sebenarnya rahmat Allah, yang dinyatakan dalam pekerjaan Kristus, mengatasi pengertian akal budi kita, bahkan tetap menjadi suatu mukjizat yang tak terduga.

Hidup Anselm dan latar belakang Agustinian
Anselmus, lahir di Alpen, Italia, sekitar tahun 1033. Ia menolak keinginan ayahnya agar ia meniti karir di bidang politik dan mengembara keliling Eropa untuk beberapa tahun lamanya. Kehidupan Anselm kurang ditandai oleh kegelisahan batin seperti yang dialami St. Augustine. Anselm di saat umur yang masih muda telah memutuskan untuk memprsembahkan hidupnya bagi keyakinan Kristen, Ia adalah anak yang disiplin dan cerdas, dan di tahun 1059, ia pergi ke biara Benediktin di Bec, Normandy, yang merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan saat itu. Di tahun berikutnya , ia memasuki orde Benediktin.
Sejak awal, ia adalah pemimpin biara di Bec, dan di tahun 1078, ia memakai nama abbot, pemegang pimpinan puncak. Seperti anak-anak muda lainnya yang cerdas dan bergejolak, ia bergabung dengan biara. Pada usia 27 tahun (1060), Anselmus masuk biara Benediktin di bec, Normandia, di bawah asuhan seorang guru yang hebat, Lanfranc. Pada tahun 1066 Raja William dari Normandia menaklukkan Inggris. Pada tahun-tahun berikutnya, raja baru ini membawa banyak guru-guru Normandia beserta biarawan ke Inggris. Di antara mereka terdapat Lanfranc, yang menjadi Uskup Agung Canterbury pada tahun 1070. Anselmus mengambil tempat penasihat sebagai kepala biara Bec.
Dibawah pimpinannya, reputasi intelektual Benediktin terus meningkat. Pertumbuhan ini sebagian besar disebabkan oleh tulisannya sendiri. Anselmus tercatat telah banyak menulis banyak karya, diantaranya, Monologium, Proslogium, yang berisikan argumennya tentang eksistensi Tuhan dan dialog-dialog seperti on Free of Choice dan Fall of Satan. Dialog-dialog ini menanggapi masalah kebebasan dan kejahatan, dan kita akan menelitinya disamping memusatkan perhatian pada usaha Anselm untuk membuktikan keberadaan Tuhan.
Pada tahun 1093, William II, putra sang penakluk, mengangkat Anselmus sebagai Uskup Agung Canterbury. Namun itu bukanlah langkah yang meningkatkan hubungan gereja dan negara. Raja yang keras kepala dan agresif itu mengambil hak penempatan para pastor di kerajaannya. Anselmus, seorang yang sederhana yang ingin melindungi Gereja, tanah serta dananya dari cengkeraman para raja yang tamak, menolak hal itu. Untuk sementara waktu Uskup Agung tersebut hidup dalam pengasingan di Italia.
Ketika William mangkat, saudaranya Henry I menggantikannya. Meskipun ia meminta Anselmus kembali, "pertempuran" antara gereja dan negara tidak kunjung usai. Henry sama jahatnya dengan saudaranya, dan sekali lagi Anselmus hidup di pengasingan, ketika berada dalam pengasingan, ia telah membuktikan bahwa ia seorang teolog besar, karena pada saat itulah ia menulis karya-karyanya yang hebat.
Meskipun Anselmus mengetahui Alkitab dengan baik, tetapi ia ingin menguji kekuatan logika manusia dalam upayanya membuktikan doktrinnya. Namun selalu imanlah yang mendasari semua itu. Dalam karyanya Proslogium, yang pada awalnya berjudul Iman Mencari Pengertian (Fides Quaerens Intellectum), Anselmus membuat pernyataan terkenal, "Saya percaya agar dapat mengerti." Yang ia maksudkan dengan pernyataan itu adalah bahwa mereka yang mencari kebenaran harus beriman dahulu, tidak sebaliknya. Ia mengemukakan argumentasi ontologi (informasi yang dapat mengarah ke penemuan sesuatu yang penting) untuk percaya kepada Allah. Singkatnya, ia menyatakan bahwa rasio manusia membutuhkan ide mengenai suatu Dzat yang sempurna (Allah), oleh sebab itu Dzat tersebut harus ada. Ide ini telah menawan hati banyak filsuf dan teolog sepanjang masa.
Anselmus membentangkan pemikirannya dalam beberapa karya, yaitu: Proslogion; Monologion; De Conceptione Virginali; De Incarnatione Verbi dan terutama dalam karyanya "Cur Deus Homo (Mengapa Allah menjadi manusia). Anselmus sebenarnya membuka zaman baru dalam sejarah teologi barat, yaitu zaman "skolastik," teologi di "sekolah," teologi ilmiah. Anselmus tidak lagi puas dengan mengulang-ulang tradisi dan meneruskan ajaran para pujangga dahulu. Sebaliknya dengan menggunakan filsafat Anselmus berusaha memperdalam (ajaran) iman melalui paham intelektual. Terkenal slogannya: "Credo ut intelligam" (saya percaya untuk memahami) atau: Fides qaerens intellectum (iman mencari pengertian). Bagi kebenaran iman, yang memang mesti diimani, Anselmus mencari apa yang disebutkannya sebagai "rattones necessariae," dasar-dasar yang tidak dapat tidak ada, supaya sesuatu ada dan dapat dipikirkan. Bagi kebenaran yang diimani ia mencari dasar yang secara rasional meyakinkan. Ini bukan "rasionalisme" oleh karena Anselmus bertitik tolak iman, kebenaran yang diimani dahulu. Untuk kebenaran yang tidak diragukan itu ia mencari dasar rasionalnya. Dengan demikian Anselmus melanjutkan apa yang boleh disebutkan sebagai "mazhab Augustinus." Anselmus memang penganut Augustinus.
Ia sepakat, bahwa setiap orang yang memahami maksud lafadz-lafadz Tuhan atau maujud Muta’al, dia akan menemukan, bahwa eksistensi semacam ini harus riil dan ada. Tuhan adalah sebuah realitas, dimana tidak ada lagi realitas lain yang lebih besar darinya yang bisa digambarkan. Karena aku bisa memahami definisi ini maka aku bisa menggambarkannya, begitulah menurutnya. Lebih dari itu, aku bisa menggambarkan Tuhan, sehingga tidak saja dia merupakan sebuah persepsi dalam pikiranku, melainkan juga sebagai sebuah eksistensi dalam realitas, yaitu ada secara mandiri dari persepsi dan pikiranku.

REFERENSI

Anggota IKAPI, Sejarah Dogma Kristologi, Perkembangan Pemikiran Tentang Yesus Kristus Pada Umat Kristen, Kansius.
Arroisi, Jarman, Teologi Kristen:Sejarah dan Perkembangannya, Diktat kuliah PTKM fak. Ushuluddin ISID.
Curtis, A.Kenneth J. Stephen Lang & Randy Petersen, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, 1999.
http://id.wikipedia.org/wiki/Anselmus
http://www.imankatolik.or.id/kalender/21Apr.html
Roth, John K. Persoalan-persoalan filsafat agama, Pustaka Pelajar, Yogyakarta:2003.
Suseno, Franz Magnis, Menalar Tuhan, Kanisius, Yogyakarta:2006.