.........Setelah lebih dari 30 tahun meninggalkan Indonesia, Presiden Barack Hussein Obama kembali akan menapaki negeri yang pernah membesarkannya selama empat tahun ini.....Beberapa hari yang lalu, santer dikabarkan akan datangya salah satu orang yang mungkin kebijakannya bisa sangat berpengaruh dalam dunia Internasional, bisa menggembirakan akan tetapi mungkin lebih banyak meresahkannya. Meskipun pada akhirnya rencana kedatangan tersebut mengalami penundaan hingga bulan Juni depan. Barrack Obama yang sebagian masa kecilnya dihabiskan di kawasan Menteng Jakarta, seakan akan kembali ke “kampung halamannya“, bagaimana tidak di negeri inilah adanya isu mengenai pergaulannya dengan teman-teman yang mayoritas beragama Islam.
Semula Obama akan berkunjungke Indonesia pada 20-22 Maret. Jadwal itu diundur menjadi 23-25 Maret. Akhirnya kunjungan itu dibatalkan dan rencana baru akan dilakukan pada Juni mendatang. Namun, sejauh ini belum diketahui tanggal kepastiannya.
Namun misinya kali ini berbeda, ia tidak lagi sekedar mau sungkeman dan nostalgia dengan orang-orang yang pernah mengenalnya, tapi kali ini ia datang sebagai orang yang menyandang status sebagai orang nomor satu di negeri adidaya, Presiden USA. Hal inilah yang membuat kedatangannya istimewa.
Dampak penundaan kunjungan Presiden Barack Obama ke Indonesia ternyata mendapat respon yang beraneka ragam dari berbagai kalangan, mulai dari elit politik, cendikiawan, Mahasiswa dan lain sebagainya, yang tentunya masing-masing mengekpresikan dengan cara mereka masing-masing, akan tetapi tidak sedikit yang tidak mau tau dan enggan meresponnya. Ada yang kecewa, namun ada pula yang merasa lega. Diantara mereka yang kecewa adalah warga masyarakat yang ramai-ramai menyiapkan suvenir untuk Obama yang dikumpulkan di SD Negeri Menteng Jakpus, tempat Obama kecil bersekolah dulu. Sedangkan salah satu dari sekian banyak yang merasa lega adalah Panitia Muktamar NU. Pasalnya pada 23 Maret 2010 (jadwal awal kedatangan Obama) itu merupakan tanggal pembukaan muktamar.
Menurut Jubir presiden urusan luar negeri Dino Patti Djalal. Penundaan kedatangan Presiden negeri Paman Sam tersebut juga mendapat dukungan dari Presiden SBY, yang tidak ingin Obama datang ke Indonesia tapi pikirannya masih di negaranya.
Namun demikian, banyak pihak yang tidak mempermasalahkan penundaan kunjungan Presiden Barack Obama ke Indonesia. Penundaan itu justru akan mengoptimalkan agenda pertemuan yang dijadwal ulang hingga pertengahan Juni mendatang.
Salah satu sisi positif yang bisa kita ambil dari keputusan Presiden AS Barack Obama menunda kunjungannya ke Indonesia pada bulan ini karena lebih mementingkan urusan dalam negeri bisa dijadikan contoh bagi para pemimpin di Indonesia. Penundaan itu disebabkan pemerintahan Obama sedang berjuang meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan karena masih banyak pertentangan di kalangan anggota DPR AS, terutama dari kubu Partai Republik yang beroposisi.
Dorongan mengalir deras ke pemerintah Indonesia untuk meluruskan pandangan bahwa Islam terkait erat dengan aksi terorisme saat Barack Obama berkunjung Juni nanti. Islam bukanlah teroris. Pemerintah harus memfasilitasi upaya klarifikasi itu sehingga pesantren-pesantren di Indonesia tidak lagi dituding sebagai sumber teroris.
Adapun alasan penolakan Obama datang ke Indonesia adalah AS selama selalu bersikap mendua terhadap dunia Islam. Presidennya selalu memiliki catatan buruk pada dunia Islam. Diantara kelompok yang paling keras menolak kedatangan Obama adalah HizbutTahrir Indonesia (HTI).
Sedangkan alasan yang menerima kunjungan Obama adalah sudah sangat wajar seorang kepala negara mengunjungi negara lain guna mempererat hubungan dengan negara yang dituju. Oleh arena itu Obama dapat terima sebagai tamu. Bagaimanapun juga ia adalah presiden AS yang satu-satunya ingin memperbaiki hubungan dengan dunia Islam. Sejak awal menjadi orang nomor satu Amerika Serikat, Obama mengutarakan niatnya untuk menjalin kerjasama erat dengan kelompok muslim. Obama memilih Arab Saudi sebagai negara pertama yang dikunjunginya sejak memangku jabatan presiden.
Indonesia dipilih karena banyak alasan. Diantaranya pertama, karena Indonesia adalah negara paling demokratis di kawasan Asia Tenggara. Dari sisi stabilitas skawasan, Indonesia adalah negara yang paling stabil. Alasan lainnya, Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia. Wallahu ‘alam. [A3].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar